Banyak penulis (fiksi) masa kini hanya berani menghalu alias menuliskan imajinasi saja, malah kadang berlebihan dan di luar nalar. Sayang sekali jika menulis hanya 'berhenti di sana saja'. Apalagi jika talenta hanya digunakan untuk mencari penghasilan. Ingatlah bahwa penghasilan terbesar sekalipun akan dan bisa habis, akan tetapi tulisan kita tidak akan pernah terhapus dari benak pembaca dan media di mana ia tertera.Â
Begitu banyak hal yang sesungguhnya bisa jauh lebih besar, bermanfaat dan berguna daripada hanya sekadar 'berhalusinasi' saja, antara lain opini. Opini adalah pendapat pribadi kita, sumbangsih untuk turut mengubah dunia. Apa yang kita rasa, apa yang kita ketahui, apa yang kita ingin ubah?
1. Penulis memiliki talenta unik yang mampu menuangkan kata dalam tulisan. Apabila penulis berani beropini, maka akan menjadi kekuatan yang besar. Mengapa tidak berani mencoba?
Jika dalam keseharian kita bisa bicara bebas, curhat, berkomentar ini-itu di media sosial, tentu saja kita memiliki opini alias pendapat. Mengapa tidak berani menyuarakannya di atas kertas atau di layar?
Opini apapun yang kita miliki, apakah akan didengarkan (baca: dibaca) atau tidak, sebenarnya bukan masalah. Mari kita coba untuk mulai berani beropini.
2. Penulis yang beropini mungkin pada awalnya bagaikan tetesan air di atas batu. Barangkali akan dianggap, ah, kecil, remeh, tidak kuat atau powerful. Namun dengan adanya selaksa opini lainnya, niscaya penulis dapat membuat sedikit demi sedikit perubahan.
3. Opini kita mungkin akan ditanggapi dan dianggap entah salah atau benar di mata orang lain. Apakah akan mengganggu Anda, apabila dianggap salah? Tidak perlu baper. Biarkan saja, penulis dan pembaca tak mungkin selalu bisa seratus persen setuju pada sesama penulis dan pembaca. Sebaiknya tetap bersikap dewasa. Jika kita membaca opini-opini yang tidak sesuai dengan pemikiran, sudah mulai 'keterlaluan', kita balas saja dengan menuliskan opini kita sendiri. Tidak perlu berdebat atau habis-habisan membela opini sendiri.
Opini mana yang benar atau salah kelak akan terbukti sendiri, jadi tak perlu panjang-panjang diperdebatkan. Yang salah akan layu sendiri pada akhirnya.
Mari kita berani bersuara, beropini, serta menulis dari dasar hati terdalam. Cepat atau lambat kita akan mencapai visi dan misi masing-masing, asal dilakukan dengan tulus ikhlas serta mendayagunakan sesuai waktu dan kemampuan yang ada.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H