"Rani, kurasa sebaiknya kita tetap berkumpul dengan semua di main mansion. Ini demi masa depan. Lady Rose ingin menyampaikan pengumuman penting kepada semua penghuni kompleks Delucas, didampingi dokter Kenneth Vanderfield."
"Uh, ya, tentu saja," Rani yang mulai merasa lebih nyaman setelah perutnya terisi kembali bisa berpikir logis.
"Good girl! Yang penting selama di hadapan umum, kita jaga jarak dahulu, oke? Kau ingin tetap bergaun indah begini atau berganti busana yang lebih nyaman saja?"
"Yang lebih nyaman saja, I think. I don't want to look too formal tonight, anyway. Kalah cantik dan anggun dengan Lady Rose."
"No, definitely you are more than her!" Orion sangat tak suka bila Rani sampai merendahkan diri seperti itu, "Kau harus percaya kepadaku. Kau sudah cantik secara alami, gadis Everasia yang alami sepertimu tak memerlukan perhiasan dan riasan untuk menunjukkan kecantikanmu!"
"Jangan buat aku tersanjung. Aku mau berganti busana dulu. Excuse me, please wait." Rani beranjak.
"In the bathroom?" Orion tampak kecewa.
"Yes. People in my country always change their clothes in private places," jelas Rani, sedikit jengah membayangkan mata cokelat Orion mengembara di tubuhnya.
"Oh, okay. Go ahead. Don't make me wait!"
***
"Huh, lama sekali suamiku itu! Do I have to wait for him this long?" Lady Rose tampak gelisah karena Orion pergi lama sekali sementara hidangan pencuci mulut sudah disajikan. Leon dan Grace masih asyik makan, sementara Kenneth si dokter muda cerewet bercerita tentang akhir pandemi virus pernapasan yang melanda dunia Ever beberapa waktu silam.