Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 18)

9 Februari 2023   16:43 Diperbarui: 9 Februari 2023   16:51 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah lama mereka berciuman, dengan enggan Rani terengah-engah dan menjauh sedikit. "Excuse me, I think I need some air," ujarnya sambil menjilat bibir. 

"Of course. Me too. That was very nice. Thanks. No, the word 'nice' sounds too bland. That was awesome. I haven't kiss anyone as deep and as sweet as that." Orion tersenyum, antara gelisah namun juga diam-diam gembira seperti seorang anak kecil yang baru sekali coba-coba melanggar titah orang tuanya. "Thank you, Rani. I'll try to make it works for us. It's hard for us, but we have to try."

Keduanya terdiam dalam momen siang musim gugur nan sunyi itu. Sejenak lupa bahwa begitu banyak masalah menunggu di masa depan, Orion dan Maharani larut dalam penemuan asing mereka, bahwa mereka saling terbelit situasi dan rasa yang tak bisa lebih lama lagi dipungkiri.

Gadis ini tidak cantik, kata itu tak begitu tepat. Juga lebih dari sekedar menarik. Beda jauh dengan Rose yang apik merawat diri dan biasa tampil penuh polesan kosmetik. Jadi, mengapa aku bisa nekat begini? Apa yang kucari dan kutemukan darinya? Orion tak mampu berkata-kata. Dibiarkannya Rani bersandar di dadanya, sementara dibelainya rambut panjang hitam yang aromanya jauh berbeda dari wangi parfum mewah Rose. Rani bukan hanya jauh lebih lembut dan alami. Dalam kesederhanaan, dirinya jauh lebih bersinar.

"Orion, sekarang apa yang akan kita lakukan?"

"Pergi dari sini, pulang, berpura-pura tak terjadi apa-apa. Kita ke Chestertown untuk melihat apa yang terjadi, mungkin rombongan go downtown masih menunggu di sana."

Orion perlahan meraih tangan Maharani, menggandengnya. Dengan heran gadis itu menemukan dirinya diam saja saat disentuh. Tangan pemuda itu hangat dan lembut. Rani semakin nyaman dibuatnya. Orion memang melenakan sekaligus mendebarkan.

"Takut?" tanya pemuda itu lembut.

"Ti, ti, tidak. Aku hanya masih amat cemas. I still feel so worry about this. Bagaimana jika Lady Rosemary sampai tahu?"

Orion tersenyum penuh rahasia, tiba-tiba tawanya meledak. "A ha ha ha ha. Nenek sihir itu takkan pernah memilikiku, apalagi dadakan mengetahui hubungan kita. She will never find out! Percayalah, akan kita coba tutupi sebaik mungkin hingga waktunya tiba. Entah kita nanti berterus terang ataukah langsung saja melarikan diri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun