Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 16)

9 Februari 2023   09:42 Diperbarui: 9 Februari 2023   10:58 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rani merasa tercekam. Orion semakin dekat dengannya, dengan heran gadis itu tetap diam, tak ingin menjauh meski ia tahu jika Orion tak boleh begini. Ia bukan seorang gadis murahan yang bisa begitu saja menerima siapapun yang ingin berteman dengannya, apalagi mereka yang menginginkan lebih jauh lagi daripada itu. Ia menjaga diri dengan hati-hati. Semua nasihat keluarga besarnya di Evernesia ia pegang teguh. Semua orang yang ia kenal, baik pria maupun wanita, ia beri jarak tertentu yang tak bisa sembarangan mereka terobos. Begitu pula di Everopa, di mana pergaulan terasa jauh lebih santai dan lebih  bebas. Berhati-hati saja jelas tidak cukup. Ia bagaikan seekor domba putih kecil di tengah-tengah kawanan serigala, walaupun di sini tak ada serigala, hanya ada... Orion Delucas!

Akhirnya Rani mengumpulkan segenap keberanian dan bertanya, "Apa yang kau rasakan?"

"Aku mencintaimu. I love you, Maharani Cempaka."

"O-o-orion? Tidak mungkin!" Rani saat ini merasa hal yang paling mustahil di dunia sedang terjadi. Kedua mata hitamnya yang bulat terbelalak seakan tak percaya jika Orion baru saja mengatakan kalimat paling mengerikan dalam hidupnya!

Seharusnya ini jadi kalimat terindah, akan tetapi mengapa di siang hari yang cerah ini, hal itu kedengaran bagai petir di telingaku! Merobek-robek sukma dan menghunjam jantungku hingga ke relung terdalam. Orion, pertemuan kita menyakitkan hatiku, memikirkanmu menyiksa pikiranku!

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun