Orion hanya berbicara ke Rani dalam rangka menenangkannya, namun segera Lady Rose menatap suami barunya itu dengan mata biru tajamnya. "Orion, kau ajak saja Leon dan Grace kembali ke kamar masing-masing. Dan kau juga, Nona Maharani Cempaka, bukankah besok pagi kau harus mulai mengajar anak-anak? Lebih baik kau segera kembali ke paviliunmu dan beristirahat. Kau pasti sangat lelah setelah perjalanan panjang dengan bus dari Everlondon seharian."
Rani merasa benar jika itu adalah cara halus Lady Rose untuk mengusirnya, maka ia hanya bisa menurut, "Baiklah, Lady Rose, selamat malam! Terima kasih atas jamuan makan malam dan acara keluarga yang menyenangkan!"
Wajah Lady Rose tampak jauh lebih senang saat Orion berlalu bersama kedua anaknya. Malas berlama-lama bersama wanita yang belum terlalu akrab dengannya itu, Maharani segera pamit, berjalan menuju pintu keluar utama mansion untuk kembali ke paviliunnya sendiri. Namun baru saja ia membuka pintu ganda dan melihat keluar, cuaca hujan menghentikan langkahnya.
"Astaga, sudah dingin, turun hujan. Aku tak mungkin kembali ke paviliun tanpa membasahi gaunku. Kurasa aku memerlukan sebuah payung," Maharani berbalik, hendak menuju ke sudut, di mana ada sebuah tiang besi gantungan di mana payung-payung dan jaket hujan tersedia.
"Tidak perlu, Rani!"
Suara maskulin itu lagi-lagi membuat Maharani berhenti dan menoleh.
"Anda, uh, maksudku, kamu, bisa tinggal di ruang tamu saja malam ini. Hujan di Chestertown halus-halus namun cukup deras. Daripada besok kamu jatuh sakit dan tak bisa mengajar anak-anak, lebih baik tinggal di sini untuk malam ini saja!"
"O-o-orion?"
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H