Kesimpulannya, jika kata matahari saja sudah jelas, untuk apa kita gaya-gayaan memakai surya?
2. Penggunaaan sinonim dengan 'semena-mena'.
Berikut ini sebuah contoh populer. Semua kita rasanya tahu jika netra berarti mata dan saliva berarti ludah. Namun tak begitu saja netra dan saliva bisa digunakan sebagai sinonim pengganti kata mata dan ludah.
'Netra' memang berarti 'mata', namun tak berarti bisa menggantikan kata 'mata' itu sendiri. Eksis dalam kata tuna netra, rasanya aneh jika digunakan misalnya dalam kalimat 'Sudut netranya meneteskan permata bening' atau 'Kedua netranya memerah akibat lamanya menangis', bukan?
Dokter saja tidak pernah menggunakan kata saliva jika sedang berkomunikasi dengan pasien, jadi mengapa kita harus mempergunakan istilah medis tersebut dalam kalimat fiksi sekadar 'demi terbaca keren'? Banyak penulis berusaha terlihat kaya diksi, namun bukan berarti kata apa saja bisa digunakan untuk menggantikan kata sederhana dan banyak dipakai.
Banyak sekali istilah teknis dan medis yang hanya cocok dan pantas digunakan dalam lingkup/kalangan tertentu dan karya ilmiah. Rasanya 'sih, tidak perlu sampai digunakan dalam sebuah fiksi. Gunakan saja kata-kata yang sederhana namun penuh makna. Kata 'mata' sudah indah dan cukup jelas dari sananya, kata 'ludah' juga netral, sangat natural dan sopan, kok.
3. Penggunaan kata-kalimat 'over ajaib' dalam karya prosa/fiksi. Pernahkah membaca kalimat penuh kata-kata 'berlebihan'? Okelah jika ingin sekadar berpuisi atau merayu gebetan. Namun jika terlalu nyastra dan penuh kosakata ajaib sepertinya malah akan membuat pembaca bingung dan termiring-miring membayangkan, mencari arti kata itu di kamus, atau malah skip karena pusing.
Sastra itu baik, berusaha melestarikan sastra-bahasa juga sangat baik. Sesekali tak apa-apa menyisipkan majas, ungkapan, dan lain-lain. Namun karena mayoritas pembaca dan pengikut media sosial akan jauh lebih paham sesuatu yang singkat, padat dan jelas, sebisanya kita hindari penggunaan berlebihan kata-kata yang berusaha keras kedengaran nyastra.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H