Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pengalaman Menulis: Apa yang Paling Penting, Apa yang Sering Dipenting-pentingkan?

13 Januari 2023   05:04 Diperbarui: 13 Januari 2023   06:41 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via Pexels

Sama seperti kehidupan, itulah menulis dan kepenulisan. Ada beberapa hal penting terlupakan, malah ada yang sebenarnya kurang malah dipenting-pentingkan.

Apa saja 'sih, hal-hal yang kurang penting tapi sering masih diuber-uber para penulis?

1. Banyaknya pelanggan / subscriber.

 Oke, ini memang sepertinya akan jadi patokan sebelum kita melanggani atau subscribe atau follow. Namun permisi tanya, apakah sudah pasti semua pelanggan itu telah membuka dan membaca apa yang kita tulis? Belum tentu, bukan?

Yang penting adalah keterbacaaan, views, malah jika bisa, yang unik dan baru, aliens out there, bukan banyak pelanggan.

2. Banyaknya kata-kata atau jumkat (jumlah kata).

Barangkali gara-gara jadi syarat platform tertentu, banyak penulis salah kaprah jika banyaknya kata adalah patokan mutu.

Padahal masih belum tentu, kata yang banyak berisi semua. Mungkin kebanyakan adalah kata-kata kurang efektif yang 'sengaja' diketikkan penulis dalam rangka mencapai target. Istilah Kak Jul, menggondrong-gondrongkan kata. Jadi ya, kurang berisi. Lama-kelamaan akan membosankan dan kelak akan ditinggalkan.

Yang penting adalah kualitas kalimat dan penyuntingan secara pribadi.

3. Banyaknya pendapatan yang masuk.

Jangan khawatir dengan rezeki. Rezeki takkan tertukar, demikian bunyi sebuah ungkapan. Jika apa yang kita tuliskan memang bagus (dalam arti berkualitas, layak baca, bermanfaat, walaupun masih sepi dan belum ditemukan pihak yang besar dan bisa mengorbitkan kita ke jenjang yang lebih tinggi) pasti akan mengundang pembacaan ulang ke laman kita dan mungkin sekali akan menggiring para penikmat kata-kata kita walau sudah lama berlalu.

"Tulisan lama masih dicari, yang baru tetap dinanti."

 Bukankah itu lebih baik dan penting, daripada hanya hitung dan pamer nominal?

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun