(Lanjutan kemarin.)Â
Sudut Pandang / point-of-view seseorang tak dikenal:
Emily! Bagaimana mungkin ia bisa berada di sini, dalam kerajaan kelamku yang tak layak untuknya ini?
Dengan bingung tubuh gadis yang memang kucari-cari itu kudekap seketika dalam tubuh kurusku dari lantai yang kotor, basah berlumpur dan sangat dingin. Biarpun aku seketika langsung bernafsu saat menyadari inilah mangsa yang kucari dan kuinginkan selama ini, tentu saja aku masih punya rasa kasihan dan juga sesuatu yang lain. Kelembutan yang selama ini aku tak pernah rasakan.
Sungguh, aku tak tega bila melihatnya begini.
Kugendong saja tubuhnya yang mungil dan ringkih itu entah ke mana, mencari tempat terdekat. Aku tahu masih ada ruangan yang pernah digunakan untuk menahan orang, mungkin orang sepertiku yang di masa lalu pernah ditangkap sebagai tahanan di sini.
Puri ini memang penuh rahasia dan aku salah satunya. Apakah aku memiliki darah Vagano juga? Aku tak mengerti dan masih belum yakin benar.
Sebuah ruangan yang kutemui berterali besi dan di dalamnya ada sebuah tempat berbaring, kurasa ini yang dinamakan ranjang, karena aku sendiri tak punya ranjang.
Kubaringkan Emily di sana dan menatapnya. Ia masih belum sadarkan diri.
Apa yang harus kulakukan?