Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Renungan Mingguan: Talenta, Bakat Banyak versus Satu Dua

8 Januari 2023   17:44 Diperbarui: 8 Januari 2023   17:49 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak manusia merasa kurang bersyukur dan berkeluh kesah jika hanya dikaruniai Tuhan dengan satu atau dua buah talenta saja.

Si Anu serba bisa. Apa saja dagangannya, apa saja jualannya langsung jadi duit. Si Itu serba pandai. Bintang di sekolah, bintang di lapangan olahraga. Si Entu serba beruntung. Nulis apa saja laku dibaca.

"Sedangkan Akyuh harus merangkak sendiri, sering ditolak, dikatai, dirisak, dicuekin banyak orang."

Baca juga: Menulislah!

Karena itulah si Akyuh, sama seperti si hamba 'kurang hoki' dan 'merasa diperlakukan tidak adil' yang hanya menerima satu talenta dari tuannya dalam perumpamaan dalam Kitab Suci Nasrani, mengubur talentanya ke dalam tanah hingga menimbulkan amarah tuannya, hingga Akyuh dihukum.

Padahal talenta sejatinya dititipkan Tuhan Yang Maha Kuasa bukan secara acak dan random. Ia tahu batas-batas kemampuan kita sebagai manusia. Ia begitu adil hingga kita tak sanggup mendebatnya dan berkomentar melawan-Nya.

Ia takkan mengaruniakan kita talenta atau bakat yang tak sanggup kita tanggung, karena Ia paling tahu batas-batas kemampuan setiap manusia.

Karena itu hendaknya kita mensyukuri talenta apapun dan seberapapun yang ada pada kita.

Mengapa kita belum apa-apa kerap mengeluh dan berkata jika talenta yang kita miliki tak menghasilkan, tak ada yang dapat kita lakukan karena talenta kita biasa-biasa dan umum-umum saja?

Kadang kita hanya perlu mengembangkan dan menunggu waktu yang tepat untuk menggunakan talenta kita.

Talenta kita, apapun bentuknya, unik dan berharga.

Barangkali sedemikian unik hingga kita sendiri belum tahu di mana akan menggunakannya. Di mana ia akan cocok.

Kadang kita merasa tertolak dalam komunitas. Kadang kita merasa seperti ayam di antara bebek-bebek atau bebek di antara ayam-ayam. Padahal kita sebenarnya adalah angsa. Kita hanya salah kandang atau belum menemukan rumah yang tepat.

Mari kita pelihara dan kembangkan talenta apapun yang  ada di tangan. Tak perlu menunggu tepuk tangan atau pujian manusia. Apapun yang dikerjakan sepenuh hati kelak akan berbuah. Satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Tak usah seperti perhitungan ala matematika yang harus sahih, Hukum Talenta Tuhan unik dan ajaib adanya.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun