Lebih baik diam saja, jika kita tidak yakin akan menjawab apa.
3. Penulis boleh saja hanya tampil menggunakan nama pena, namun ia tidak boleh sekadar ngumpet atau incognito atau incognita. Mengapa? Seorang penulis harus bisa ditemui setiap saat, berbagi pendapat dan inspirasi, tidak hanya muncul secara petak umpet, sekadar membujuk pembaca untuk membaca karyanya dengan bujuk rayu ala-ala SPG saja, melainkan siap membimbing dengan tulus dan penuh kesungguhan.
4. Bukan hanya via bangku sekolah dan kelas menulis, penulis yang cerdas dibentuk lewat bacaan yang informatif, edukatif dan berguna, menyerap semua diksi dan mempelajari apa saja karya berguna demi terus membangun kemampuannya di masa yang akan datang.
Jadi, sudahkah kita belajar dan terus berusaha menjadi penulis yang cerdas?
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H