Aku seorang laki-laki. Aku seorang pria. Aku sudah dewasa dan aku butuh perempuan. Aku butuh wanita. Cinta atau tak cinta, aku ingin sekali melampiaskan semua sensasi aneh ini.
Tiba-tiba Si Tua datang, tak biasanya ia datang pada pagi hari seperti ini. Sambil melemparkan wadah berisi sisa sarapan pagi, ia membawakanku 'hadiah' istimewa.
"Gara-gara kau, makhluk terkutuk! Kita akan segera ketahuan!" makinya dengan suara panik luar biasa. "Dasar BODOH! Rasakan sendiri akibat jeritan terkutukmu!"
"Makan! Minum! Makaaaan sekarang juga!" dijejalkannya ke mulutku semua sisa makanan itu, sangat kebetulan tak basi karena masih baru. Kulit roti tawar dan juga sisa-sisa lain. Entah mengapa, rasanya sangat lezat.
Dicekokinya aku air minum mentah yang sangat banyak hingga aku hampir tersedak.
"Minum yang banyak! Minum! Karena hari ini sampai malam kau tak boleh minum lagi!"
Segera dipakaikannya 'hadiah'-nya itu  di sekeliling wajahku, erat menutupi mulutku. Sehingga aku sekarang terbekap, tak bisa lagi menjerit, melolong atau merintih sekalipun.
"Sekarang lebih baik kau diam, diam, diam. Bila kau berani lagi menjerit seperti semalam, akan kucekik lehermu hingga kau tak bisa lagi bersuara, sebab suaramu tak kuperlukan, hanya tangan, kaki dan tubuh burukmu nanti untuk semua rencana kita membunuh kedua kembar Vagano!"
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H