Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Episode 13: Cursed Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

2 Januari 2023   08:55 Diperbarui: 2 Januari 2023   08:56 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover dokumentasi pribadi

(Point-of-view seseorang tak dikenal: )

Susah payah aku terseok-seok kembali ke kurungan atau kandangku kembali setelah diam-diam pergi mengintai Emily, tanpa hasil, tak membawa apa-apa kecuali imajinasi liar yang belum pernah kualami sebelumnya selama hidupku ini.

Baru aku tahu sosok wanita muda itu sangat indah dan menarik. Bahkan aku ingin sekali memilikinya. Cinta? Hah, aku tak pernah tahu apa itu cinta.

Seumur hidupku aku hanya mengenal Si Tua. Dan ia tak mencintaiku! Hanya memeliharaku seperti seekor binatang.

Tapi malam itu aku terduduk kembali di atas lantai kandang kecilku yang bau, lalu mengingat setiap momen yang abadi terekam di benakku. Ingatanku cukup kuat walaupun aku tak pernah belajar apa-apa.
Dan perasaan itu, sensasi itu, naluri kebinatangan itu datang lagi kepadaku,

Kulampiaskan dalam diam. Aku tahu, caranya hanya ini, agar perasaan itu tak berubah menjadi nafsu lain yang jauh lebih parah.

Tadi sebenarnya bisa saja aku menyerbu masuk ke kamar Emily. Membungkam bibir mungilnya yang waktu itu dilumat oleh Ocean. Menjatuhkan tubuh polosnya yang putih bersih mulus itu ke ranjang lalu melakukan apa yang ingin kuperbuat saat ini. Ia takkan bisa melawan karena aku sangat kuat.

Melampiaskan semuanya agar Ocean takkan pernah bisa memilikinya. Takkan ingin menciumnya lagi. Karena satu-satunya gadis muda di pulau ini telah kujadikan milikku.

Dan kubayangkan lagi Emily yang sudah habis kulumat, terbaring telentang tak berdaya dengan tubuh terbuka, terekspos bagaikan bunga mawar pink yang habis tercabik-cabik. Matanya terpejam dan kesakitan menggelinjang dan mengerang, sementara kedua tangannya mencoba menutup tubuhnya yang tak lagi suci.

Dan aku menegang sendiri, mengeluarkan sesuatu, lalu lemas terkulai. Sesuatu yang sangat putih, banyak dan kental, terciprat di lantai dan tembok. Demikian pula darah masih mengalir deras dari luka di kakiku yang pincang.

Hannah tak boleh tahu! Selesai semua itu, buru-buru kubersihkan semua dengan sisa air minumku.

Mungkin setelah kakiku sembuh, aku akan datang lagi, Emily! Perasaanku kepadamu kini bukan hanya tertarik. Mungkin cinta. Mungkin nafsu.

Hhhh.... Hhhhh.... Hhhh....

***

Sementara itu Emily yang tak bisa tidur, berlari ke kamar Sky dan Ocean yang berdampingan di ujung lorong di lantai tiga. Ia pertama-tama membunyikan gagang ketukan pintu logam berbentuk tapal kuda di pintu kamar Sky. Namun sepertinya pemuda berambut pendek itu sudah tertidur. Ditempelkannya daun telinga ke pintu kamar yang besar dan berat, sayup-sayup terdengar suara dengkuran. Akhirnya dengan deg-degan ia mengetuk kamar Ocean.

"Ada apa.. oh, Emily?" Ocean membukakan, dalam kimono tidurnya yang setengah terbuka di bagian atas.

"Kok kau hanya mengenakan bath robe?" pemuda tampan itu tercengang, namun matanya juga tertumbuk pada belahan ketapel mini yang ada di dada gadis itu.

Belum lagi saat gadis itu memeluknya lega."Ocean, aku takut. Ada sesuatu." Emily yang tadinya tak ingin mengadukan masalahnya, ternyata kelepasan juga. Ocean mendekapnya, hangat.

"Ada apa 'sih? Kau seperti ketakutan sekali dan wajahmu begitu pucat."

Emily tak langsung menjawab, sadar ia tak mau kelepasan lebih banyak dan membuat Ocean khawatir, ia mengubah jawaban. "Hanya mimpi buruk setelah aku mandi lalu jatuh tertidur, sehingga aku belum sempat berpakaian lagi."

"Masuk ke kamarku saja?" undang pemuda itu. "Ayo, cepat."

Uhhhh?

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun