Dari hobi dan minat membaca (literatur yang berarti) bisa jadi timbul minat dan mengetahui adanya bakat menulis.
Segala sesuatu ada sebab-akibat hulu-hilir dan ujung-pangkalnya, tentu saja ada yang jadi pemicu atau inspirator pada apa yang kita lakukan.
Dari apa yang baik dan dengan niat baik biasanya akan diperoleh hal yang baik juga. Tentu saja tak ada salahnya jika ingin memperoleh uang dari menulis. Mata pencaharian yang mulia dan mudah, tak butuh modal fisik yang banyak.
Cukup dengan membaca, menyerap informasi, mempelajari diksi, membangun narasi, mengikuti kaidah dan ejaan, serta tentunya berlatih menulis hingga literatur kita nikmat dibaca siapa saja.
Namun ada beberapa yang kerap kita lakukan atau harapkan tanpa kita sadari:
1. Ingin cepat dapat penghasilan besar. Karena kebelet atau kepepet, kadang kita tanpa sengaja ikut arus tren atau pasar tanpa memikirkan konsekuensinya.Â
Segala sesuatu dimulai dari titik terendah. Tak ada pemula yang langsung tumbuh besar. Semua hal di dunia ini harus melalui tahap-tahap perkembangan.
Baca juga: Aksara nan Berakar, Berbuah, Terus BertumbuhMetamorfosis kupu-kupu misalnya, berasal dari ulat dahulu, kemudian menjadi kepompong barulah akan menjelma jadi seekor kupu-kupu yang indah.
2. Ingin segera mendapatkan jumlah pembaca yang banyak. Tanpa usaha mempromosikan atau memperkenalkan apa yang kita tuliskan, tak ada yang akan tahu, bukan? Hanya berharap pada giliran pengiklanan oleh editor atau diangkat platform saja belum tentu akan menghasilkan.
3. Menduplikasi ciri khas orang lain yang dianggap sudah ngetop atau femes dengan harapan bisa sehebat dan sesukses dirinya. Sama seperti bicara, apa yang kita tuliskan seyogyanya dari hati kita sendiri tanpa disetiri atau dikendalikan oleh otak atau pemikiran orang lain.