Wanita setengah baya itu tergesa-gesa membawanya ke suatu tempat.
"Maaf, aku duluan ya, mau ke kamar mandi dahulu." pamit Emily pada kedua kembar Vagano yang masih duduk ngobrol di meja makan asyik membicarakan berbagai macam isu politik  dan olahraga.
"Silakan." ujar Ocean dan Sky ramah, "Jangan lama-lama ya."
Kali ini aku harus tahu Hannah akan apakan sisa makanan itu! demikian tekad Emily.
Ia diam-diam mengintai dalam kelamnya lorong-lorong puri Vagano, berhati-hati agar Hannah tak tahu ia sedang dibuntuti.
Lorong yang mereka berdua lalui semakin berliku, kelam dan dalam. Mulai turun ke lantai bawah tanah melewati deretan anak tangga batu licin dan curam. Pemandangan baru, area baru, asing dan gelap nyaris tanpa penerangan. Emily seperti masuk ke dalam labirin berliku-liku tanpa punya petunjuk untuk kembali.
Di mana aku? Tapi sudah terlambat bagiku untuk mengundurkan diri.
(Bersambung)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI