Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Episode 5: Cursed Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

22 Desember 2022   08:25 Diperbarui: 22 Desember 2022   08:45 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya ada satu orang yang selalu memandang Emily dengan tatapan dingin. Hannah Miles si Kepala Pelayan. Walaupun ia selalu memasakkan makanan yang enak-enak bin lezat untuk kedua tuan mudanya dan juga tamu agung wanita mereka, ia sangat jarang bicara atau mencoba berakrab-akrab sebagai sesama wanita.

Emily sebenarnya turut merasakan ketidaksukaan tanpa alasan itu. Tapi gadis itu tak menggubrisnya. Mungkin memang Hannah sudah begitu lama tak bertemu wanita muda manapun dan juga sedikit iri kepadaku. - begitu kira-kira pendapat Emily.

Emily juga sudah agak lama tak pernah mendengar suara aneh yang mirip raungan atau geraman itu. Ia bahkan nyaris lupa hingga belum menanyakan apakah Ocean dan Sky turut mendengar suara yang sedikit banyak mengganggu dan menakutkan apabila terulang lagi.

Hingga suatu malam, Emily membantu Hannah mencuci piring di pantry Puri Vagano yang besarnya hampir seluas pantry restoran. Ia tadinya hendak membuang sisa makan malam yang hanya berupa tulang-tulang ayam dan sedikit daging ke dalam tempat sampah.

"Kemarikan piring itu!" sentak Hannah tiba-tiba.

"Hah? Bukankah ini sisa makanan sa..." Emily terhenyak. Hannah spontan menyambar piring yang Emily pegang dan menyisihkan sisa makanan itu ke dalam sebuah wadah plastik bekas.

"Jangan pernah membuang sisa seperti ini, kau ke kamar saja, sebab ini urusanku!" Hannah tampak marah dan gusar.

Emily tak ayal jadi sedikit shock dibuatnya. Ekspresi serta tindakan Hannah sedikit banyak cukup mengerikan.

Dengan lutut gemetar, Emily kembali ke kamarnya.

Untuk apa semua sisa makanan itu, mengapa tak dibuang saja? Bilapun hanya ingin dimanfaatkan lagi, mengapa Hannah harus mengucapkannya dengan ekspresi sepanik dan semarah itu?

Namun Emily belum hendak mempertanyakan kecurigaannya itu, dan hanya memendamnya dalam hati saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun