Isi nampannya super lengkap. Ada sepasang roti bakar, beberapa lembar ham, dua jenis telur, sosis super besar dan panjang buatan sendiri, dan lengkap dengan segelas jus jeruk dan susu.
"Wah, luar biasa. Ocean, aku merasa seperti seorang putri raja. Terima kasih."
"Sama-sama." Ocean yang masih mengenakan kimono tidur panjang warna gelap tampak dobel ganteng di pagi yang cerah ini. Pemuda itu membukakan tirai besar di samping ranjang, hingga sinar matahari pagi yang cerah dan hangat masuk menyinari kamar.
Pemandangan di luar jendela tak kalah menakjubkan. Hamparan kebun buah berhektar-hektar berwarna hijau segar bercampur titik-titik merah seperti dalam gambar kalender terindah yang pernah Emily lihat. Langit biru cerah dan di ujung sana masih terlihat garis katulistiwa pantai landai berair biru dan berpasir putih.
"Wow, aku seperti terdampar di surga!" Emily menatap kagum pada pemandangan itu.
"Nanti kalau kau sudah sembuh, kami bawa berjalan-jalan menelusuri puri dan pulau ini. Semoga kau suka dan betah."
Emily tadinya ingin bertanya lagi mengenai ada atau tidak sarana komunikasi untuk memberitahu orangtuanya. Tapi melihat keindahan tempat yang ia baru datangi, serta tentunya keramahan dan kebaikan kedua pemuda yang baru ia kenal, tampaknya gadis itu lupa pada segala-galanya.
"Ayo, makan yang banyak supaya kau cepat sembuh." Ocean tersenyum lagi.
"Aku ingin cepat sembuh! Terima kasih!" Emily jadi tambah bersemangat.
"Aku datang!" seseorang muncul di pintu yang terbuka. "Sky mengganggu pedekate Ocean dengan Emily ya?" ia melawak seakan-akan cemburu.
"Eh, kami tidak..." Ocean tersipu-sipu. Sementara Emily terpana juga, melihat Sky hanya memakai celana tidur panjang bertali, memamerkan dada bidang nyaris tak berbulu. Kedua cowok itu memang tampan nyaris cantik dan juga sangat menarik.