Mirisnya, kini bukan hanya dilakukan lawan jenis semisal pria terhadap wanita. Bahkan menimpa sesama gender dan lintas generasi, rentan terjadi hal-hal negatif ini.Â
Ini juga terjadi akibat pengaruh media hiburan, hal-hal yang sebenarnya hanya bersifat fiksi seperti komik, animasi, kartun dan film. Akibat derasnya pengaruh media sosial, hiburan berbau ena-ena tersebut turut mempengaruhi cara pikir dan cara pandang manusia.
Bagaimana agar resesi seks dan aneka akibat negatifnya tidak terjadi? Penulis percaya, semua dimulai dari diri sendiri dan dari rumah.
1. Orang tua harus dapat bekerjasama lebih membentengi anak-anak dengan iman, pengetahuan dan pengalaman. Jadikan diri kita dan keluarga sebagai contoh nyata. Pelihara kasih sayang dalam keluarga, jangan hanya bicara saja.
2. Minimalkan pengaruh negatif dari media hiburan dengan menyaring apa yang anak-anak terima dari luar. Tidak harus 100 persen melarang, namun ketatlah pilah dan pilih apa saja yang bisa dilakukan dan diakses anak-anak.
3. Karena seks adalah hak asasi setiap manusia, hendaknya setiap kita memperlakukan pasangan, sesama, serta bisa belajar menikmati-nya dengan penuh kasih, secara baik dan bijaksana. Bukan berarti ini-itu tabu atau tak boleh, akan tetapi hendaknya kita ingat bahwa seks bukan hanya mengenai dominasi ego dan pemuasan keinginan batin/fisik seseorang semata-mata.
Semoga opini ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan renungan bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H