Perhatian: Seorang  'Author Sejati' Harus Punya Karya Buku Fisik!
Mengapa?
Berikut ini sebuah contoh sederhana. Coba kalian perhatikan ojek online, apakah dulu sudah ada yang namanya ojol? Juga, apakah dulu juga ada yang namanya online shop?
Tentunya belum ada. Yang ada, ojek pengkolan, pula toko biasa, entah kaki lima maupun supermarket, hipermarket dan mini market.
Pengarang-pengarang zaman dahulu juga hanya bisa menerbitkan buku fisik, atau artikel cetak, atau literatur yang disajikan kepada pembaca umum lewat media cetak. Sekali lagi, media cetak.
Belum ada yang namanya platform online atau author online seperti saya dan Anda. Baru beberapa tahun belakangan ini muncul, karena sulitnya para penulis berbakat menembus dunia penerbit utama (yang notabene kebanyakan hanya memprioritaskan mereka yang sudah lebih dahulu famous).Â
Kehadiran platform online sedikit banyak menolong kita semua menerbitkan karya via internet, tentunya selain menulis dalam bentuk e-book.
Sehingga muncullah istilah author, writer dan sebagainya, namun sudah tidak pada konteksnya lagi, alias terjadi pergeseran makna.
Dalam Bahasa Inggris aslinya, author artinya pengarang, artinya, seseorang yang menulis namun juga telah menelurkan buku yang sudah dihasilkan atau dikarang. Bisa pula berarti seorang yang sudah menghasilkan suatu karya yang diakui, misalnya karakter, objek seni, atau suatu penemuan yang khas. Berbeda dengan writer yang adalah penulis, bisa artikel, bisa cerpen, bisa juga novel atau karya tulis nonfiksi dan fiksi apapun pada umumnya.Â
Seorang author sudah pasti seorang writer, namun writer belum tentu sudah jadi author.