Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(18+) Honey to the Moon: Di Dalam Sebuah Gua...

3 Februari 2021   08:26 Diperbarui: 3 Februari 2021   08:26 7346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi Karya @wiselovehope

"Haaah ??" Rey gantian jengah mendengar kata-kata Joy itu. "Kau pernah jadi model di kelas seni lukis kuliahmu?"

"Bu, bu, bukan aku dan kuliahku. Di universitas lain yang lebih berani, konon ada model wanita yang siap 'buka-bukaan' saat kelas seni. Yah, kau bisa bayangkan, duduk atau tiduran di atas meja di depan kelas, buka semua yang perlu, sementara mahasiswa-mahasiswi seni di bangku dan meja kuliah atau kanvas mereka, dengan kuas atau pensil menggambar sketsa tubuhmu. Dibayar lumayan juga, konon sejam begitu, sama dengan gaji kantoran sehari penuh, lho. Mahasiswa sering patungan membayar si model."

"Hmm. Kalau aku tahu ada jurusan seni begitu, dulu aku tak jadi ah, ambil kuliah jurusan IT." canda Rey. "Tapi, jadi fotografer ada juga sebenarnya model yang berani tampil all-out kok. Hanya saja.." Rey pura-pura pasang wajah alim, "akunya yang gak mau, padahal banyak gadis mau aku foto begitu."

"Uhh, seram. Menahan nafsu." Joy sedikit banyak membayangkan Rey juga sedang berusaha mengarahkan kamera tanpa gemetaran agar hasil jepretannya tidak blur.

Tentunya susah bagi seorang pria sejati, ibarat makanan lezat siap santap tersaji minta dinikmati, alangkah susahnya untuk menahan diri agar tidak nyomot.

"Kami 'profesional'. Itu kata mereka. Tapi siapa berani jamin kalau model dan fotografer takkan pernah tergoda untuk berbuat." Rey memutar-mutar bola matanya yang selalu membentuk smize itu.

"Kalau kau bisa saja tak tergoda, tapi bisa saja mereka terus menggodamu?" Joy tiba-tiba kumat cemburunya.

"Seperti kau tanpa berkata apa-apa saja sudah menggodaku dari tadi?" Rey mulai bersuara rendah yang selalu berhasil membangkitkan gemas Joy.

"Uhhh, ayo Rey, kita makan dulu. Lapar sekali. Nyalakan lampu daruratmu, kita panaskan makanan bekal kita dan buat air panas untuk menyeduh teh dengan api unggun."

"Ide baik! Ini ada kayu-kayu kering, kita susun di depan gua dan buat api unggun kecil setelah hujan berhenti."

Mereka selama satu dua jam menikmati hidup seperti Mr. dan Ms. Flint Stonez dan berdua menikmati momen manusia jaman batu itu, saling bercerita tentang segala kenakalan jaman kuliah mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun