Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(18+) Honey to the Moon: Di Dalam Sebuah Gua...

3 Februari 2021   08:26 Diperbarui: 3 Februari 2021   08:26 7346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi Karya @wiselovehope

"Baju kita basah kuyup." Joy dan Rey setelah mandi, baru sadar kalau baju pasangan penjelajah mereka yang mirip seragam pramuka itu tadi bekas terendam lumpur hutan cokelat tebal. Mereka sudah mencucinya di danau, tapi kini tak punya gantinya. Menunggu kering, masih sangat lama. Mungkin besok baru bisa dipakai kembali!

Syukurlah, di pulau Cinta ini mereka seperti Adam dan Hawa, hanya sepasang manusia berdua saja bersama hewan-hewan hutan atau pantai, dan sesekali juga masih ada hewan pengganggu. Hanya saja, nggak mungkin juga terus tak berbaju, 'bahaya' juga dong, walau mereka sudah halal jadi pasangan.

"Di tas ranselku ada handuk kecil dan handuk besar. Ambillah yang besar, Joy. Aku cukup yang kecil saja." Rey membuka ransel petualang anti airnya.

Dikenakannya sehelai handuk putih yang cukup untuk melingkari pinggangnya, sementara Joy buru-buru membentuk handuknya menjadi kemben yang pas menutup dada hingga setengah paha. Uh, syukurlah, cowok yang ada di sini sudah jadi suaminya, kalau tidak, walau imut tapi berbahaya banget.

"Eh, jangan lihatin aku terus, Sayang.." Joy merasa mata Rey yang sipit menggemaskan itu diam-diam masih iseng menjelajahi tubuhnya seolah mencari 'celah'.

"Ha ha ha, maaf.. Kamu pas berhanduk begitu menggoda banget. Susah betul bagiku yang walau sudah jadi suamimu, untuk gak melirikmu." aku Rey dengan suara rendahnya yang selalu membuat Joy merinding.

"Idihh.. yuk, kita cari jalan pulang dari sini ke pondok."

Mereka baru hendak berkemas melipat baju basah, saat menyadari, hari sudah hampir malam dan hutan-danau pulau Cinta mulai terselubung kabut putih tipis, yang semakin lama semakin tebal.

"Joy, sepertinya kita gak bisa kembali ke pondok." Rey berdeham.

"I, i, iya, nanti nyasar di hutan, kemalaman lagi.. Walau di pulau in hanya ada kita berdua, gawat juga,..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun