"Mana, mana, ayo." Rey yang sangat senang Joy mendukung hobinya itu buru-buru mengarahkan lensa.
"Ehhh.. tu, tunggu !!!" tanpa mereka sadari, mereka tak sengaja menginjak batu besar berlumut dan berduaan tercebur ke dalam sebuah rawa-rawa kecil berlumpur.
"Aih aih... maaf Rey," keduanya kini basah kuyup terkena 'coklat alam', Rey bersyukur kameranya anti air, dan mereka malah tertawa-tawa berdua, "Gapapa, sekarang dijamin gak ada nyamuk yang mau hinggapin kita," Rey memeluk mesra Joy yang basah kuyup seperti manusia coklat.
"Tapi, kita mesti mandi.." keluh Joy, "Lengket, ga betah, memangnya lulur coklat.."
"Yuk, bareng mandi saja di danau yang waktu itu, sambil cuci baju." Rey mengedipkan mata sipitnya, tentu saja dengan suara bas rendah yang paling bikin Joy gemas.
"Aku sudah tahu, kita saling membersihkan lagi," Joy kesal banget, tapi ia diam-diam senang juga "memandikan bayi besar" yang innocent itu. "Asal jangan curang, maunya aku melulu yang 'manjain' kamu."
Keduanya berkejaran ke arah danau yang sudah tak terlalu jauh lagi dari rawa-rawa tadi, melepaskan pakaian kotor mereka, lalu buru-buru menceburkan diri ke air jernih dingin yang sudah menunggu mereka. Joy pura-pura lari dalam air, tak mau berdekatan dengan Rey, sementara Rey dengan liarnya mencoba menangkap pengantinnya.
"Uhh, awas kamu." Joy kesal sekali, tapi pelukan Rey dari belakang selalu berhasil menenggelamkannya dalam sensasi memabukkan, perpaduan antara cinta, gemas dan sembilu pedih intimasi nan memabukkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H