Sudah terperangkap di hati Rey, dan sebentar lagi...
"Suka tempat ini? Gak ada apa-apa sih, bukan resort mewah atau hotel bintang lima."
Pantai di malam hari. Di langit, bulan bertambah tinggi, melingkar berpendar terang sekali, dikelilingi awan tipis dan taburan bintang-bintang bak berlian putih. Berkelap-kelip genit seakan meledek, menatap, menonton, mengintip kemesraan mereka berdua.
"Aku suka sunyi. Tak suka keramaian." Joy senang. "Debur ombak dan cowok imut sepertimu adalah kombinasi sempurna." dipandangnya Rey yang memang punya paras awet muda menggemaskan.
"Di sampingmu sebagai istrimu, kadang aku merasa seperti ibumu, bukan pasanganmu." keluh Joy yang memang jauh lebih tomboy.
"Ma, aku mau dimanja." bukannya menjawab Joy ia tak seburuk keluhannya itu, malah Rey dengan sedikit nakal mendekatkan kepalanya ke dada pengantin wanita barunya itu. Dan bersandar nyaman di sana - uh, sudah halal ini, siapa berani melarang?
"R.. rey, idih.." Joy kaget bukan kepalang, tapi ia senang sekali Rey begitu, desah napasnya hangat dan rambut hitam lembutnya menempel erat tepat di bawah leher Joy, sementara kedua tangannya memeluk pinggul Joy yang berisi. Tangannya yang hangat sesekali membelai, yang Joy balas dengan belaian gemas. Heran, cowokku, eh suamiku ini kok lembut banget, tapi tetap cowok. Dulu jauh sebelum mereka pacaran, Joy selalu berpikir semua laki-laki pasti kasar dan 'bulky' seperti om-om. Ternyata, Rey, walau begitu manis, tetap saja sifatnya seratus persen 'cowok banget' dan 'liar bukan main'.
Pangeran yang paling cool, alim dan innocent tapi bisa jadi sangat nakal. Unpredictable.
Walau begitu, Rey tetap pria setia. Dan hari ini telah dibuktikannya dengan janji suci, akan selalu bersama Joy dalam suka maupun duka.
"Iya, bantal ini enak sekali, so bouncy and cuddly." Rey lagi-lagi menggodanya. "Tak malu-malu lagi kan, aku begini."
"Ehh, sedikit." Joy merona.
"Jangan kuatir! Di sini paling aman sedunia bahkan dibanding istanaku di Evertonia, dimana CCTV ada di tiap sudut."
"Iya, seram betul, kalau di mana-mana tak bisa berbuat apa-apa kecuali di kamar." Joy merinding mengingat pengamanan ekstra ketat di istana Evertonia.