Joy si tomboy, kekasihnya Rey si pangeran bersama duo ksatria sobatnya, Yin dan Yang, pun menghabiskan sisa hari itu menumpang di rumah Joy dan mamanya. Mereka makan sepuasnya, bercerita, nonton film, serta menyusun rencana ke depan.
Walau semua pemuda tampak gembira, Joy tak dapat menyembunyikan kesedihan hatinya.
Inikah malam terakhirku bersama Rey? Berapa lama lagi baru aku akan berjumpa lagi dengannya setelah 'perpisahan' esok hari?
Rey segera menangkap kegelisahan gadis perasa itu. Duo Yin Yang yang selalu menunjukkan keceriaan, bercanda dan berkali-kali berusaha menghibur Joy dengan menirukan kemesraan pasangan kekasih itu, pun tak mampu memupuskan kegalauan Joy.
"Baiklah bro Rey, kami nonton film berdua di ruang sebelah, kau dan Rey di sini saja bercerita sepuasnya tentang apapun agar besok tak rindu-rindu amat," bisik Yin kepada Rey.
"Kami sarankan kau ajak Joy 'tamasya' di rumah, karena tak mungkin lagi bisa ke mal, pantai atau kolam renang dalam waktu dekat ini." Ksatria Yang juga membisikkan sebuah ide di telinga Rey.
"Baik, bro Yang. Ide bagus." Rey tersenyum setuju.
"Kita kemana? Eh, hati-hati dengan kacamataku, kalau pecah repot. Tebal, susah dibuat di optik biasa." Joy, dengan mata tertutup kedua belah tangan Rey, tak dapat melihat kemana kekasihnya menggiringnya. Walau masih di dalam rumahnya sendiri.
"Kejutan."
Rey akhirnya membuka tangannya dan menyuruh Joy membuka mata.