"Aku bukan hanya suka kamu, Joy. Aku cinta kamu."
Dan semua itu dikatakan sambil menatap lekat mata Joy yang minus 8. Mata Rey sipit namun tajam dan indah. Dan ia bahkan tak berkedip saat mengucapkannya. Suaranya rendah menggoda, namun sangat laki-laki, sangat lembut sekaligus tegas.
Rey, haruskah aku berpura-pura tak tahu, bila sebenarnya aku sudah tahu?
Sampai kapan kau sembunyikan semua dariku? Dan pertanyaan terbesar, mengapa?
Semua pertanyaan Joy seakan terjawab instan pada pagi harinya.
Di depan rumahnya, seseorang meninggalkan sebuah amplop cokelat tebal.
"Apa ini? Tentunya bukan ijazahku." Joy melihat sana-sini, tapi si pengirim atau pengantar amplop kelihatannya sudah berlalu.
"Salam, Nona Joy dari Evernesia." Demikian isi sepucuk surat yang ada di dalam paket itu. Dan bersama surat ketikan itu, betapa terkejutnya Joy menemukan puluhan lembar foto-foto seukuran postcard yang tak asing baginya.
Potret candid Rey dengan dirinya. Di mana-mana. Di mal, di kafe, di kampus.
Astaga. Joy bingung, siapa yang melakukan hal ini. Paparazzi?
"Namaku Liz, fotografer terlatih dari tim inteligen khusus Kerajaan Evertonia. Anda sebaiknya jauhi Yang Mulia Pangeran Rey dari Evertonia. Karena beliau akan segera kami kembalikan ke negaranya. Kami takkan segan-segan menyebarkan foto-foto ini di media sosial, di billboard, di televisi, hingga semua orang tahu Pangeran kedapatan berkencan gelap dengan seorang asing, dan kalian akan merasa malu dan terhina selamanya. Jadi demi kebaikan dan keselamatan kalian bersama,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!