Beberapa efek negatif kekurangan zat besi pada masa kanak-kanak tidak dapat diubah dan dapat menyebabkan kinerja sekolah yang buruk, penurunan kapasitas kerja fisik, dan penurunan produktivitas di kemudian hari.
Postur ibu yang kurang dan defisiensi besi, yang dapat meningkatkan risiko kematian ibu saat melahirkan, berkontribusi terhadap setidaknya 18% kematian ibu di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kekurangan gizi ibu juga meningkatkan kemungkinan berat badan lahir rendah, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan kematian neonatal akibat infeksi dan asfiksia.
Anemia juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian ibu. Data statistik WHO pada tahun 2013 menunjukkan secara global, hampir 50% wanita hamil (56 juta) mengalami anemia. Remaja putri dan wanita usia subur kehilangan zat besi mereka melalui menstruasi bulanan, dan karena pola makan mereka sering kekurangan zat besi, mereka sangat rentan terhadap defisiensi zat besi.
Penyebab Malnutrisi
Penyebab kurang gizi secara langsung berkaitan dengan asupan makanan yang tidak mencukupi maupun penyakit, namun secara tidak langsung berkaitan dengan banyak faktor, antara lain :
- Ketahanan pangan rumah tangga
- Pengasuhan ibu dan anak
- Pelayanan kesehatan dan lingkungan
Sementara sebagian besar intervensi gizi disampaikan melalui sektor kesehatan, intervensi non-kesehatan juga bisa menjadi sangat penting. Tindakan harus menargetkan penyebab yang berbeda untuk mencapai perubahan yang berkelanjutan, dan memerlukan pendekatan multisektoral.
Waktu Intervensi
Analisis baru, yang menggunakan Standar Pertumbuhan WHO , menegaskan pentingnya dua tahun pertama kehidupan sebagai hal yang sangat menentukan :
- Strategi untuk memperbaiki status gizi dan pertumbuhan anak harus mencakup  :
- Perbaikan gizi ibu hamil dan menyusui
- Inisiasi menyusui dini dengan ASI eksklusif selama enam bulan
- Dukungan untuk terus menyusui dengan makanan pendamping yang tepat dari enam bulan hingga dua tahun dan seterusnya.
- Suplemen mikronutrien
- Fortifikasi yang ditargetkan
- Suplemen makanan bila diperlukan
Tindakan Nutrisi Esensial (ENA)
Pada tahun 1999, WHO, bekerjasama dengan UNICEF dan BASICS, mengusulkan intervensi yang efektif, layak, tersedia dan terjangkau. Intervensi ini bekerja paling baik bila dikombinasikan dengan intervensi untuk mengurangi infeksi, seperti air, sanitasi, dan kebersihan.
Berfokus pada paket tindakan nutrisi esensial (ENA), program kesehatan dapat mengurangi kematian bayi dan anak, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental, serta meningkatkan produktivitas. Tindakan penting ini melindungi, mempromosikan, dan mendukung outcome gizi prioritas, yaitu :
- ASI Eksklusif selama enam bulan
- Pemberian makanan pendamping yang memadai mulai dari enam bulan dengan terus menyusui selama dua tahun
- Perawatan gizi yang tepat untuk anak sakit dan kurang gizi
- Asupan vitamin A yang cukup untuk wanita dan anak-anak
- Asupan zat besi yang cukup untuk wanita dan anak-anak
- Kecukupan asupan yodium oleh seluruh anggota rumah tangga
Tindakan yang diusulkan untuk mendapatkan hasil gizi prioritas termasuk yang dapat diterapkan oleh petugas kesehatan, seperti konseling pemberian makanan tambahan dan pemberian makan aktif, pemantauan dan promosi pertumbuhan, dan pemberian makanan tambahan atau intervensi berbasis makanan.
Pada saat yang sama, manajer kesehatan yang bertujuan untuk asupan vitamin A yang cukup untuk wanita dan anak-anak dapat mendorong asupan makanan kaya vitamin A setiap hari dan pemberian ASI yang memadai, memberikan suplemen vitamin A dosis tinggi untuk anak-anak dengan infeksi, melatih staf untuk mendeteksi dan merawat KVA klinis, dan merancang rencana suplementasi pencegahan vitamin A untuk anak-anak dan wanita pasca-persalinan dalam populasi yang berisiko KVA.