Penulis: David Nakka Gasong, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana
REKOMENDASI KESEHATAN
MasalahÂ
Covid 19 adalah salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi pernafasan, namun penyebarannya yang begitu cepat dan kurangnya pengetahuan dalam pencegahan, menyebabkan angka kejadian dan kematian terus meningkat. Data Nasional sampai tanggal 19 April 2020 adalah: Positif 6.575, sembuh 686, meninggal 582, sehingga sampai akhir mei diprediksi kasus mencapai 15.000 penderita.
Di rumah sakit, kematian terus bertambah, tidak hanya berlaku pada pasien tetapi juga petugas medis, para medis dan non para medis. Dari data menunjukkan 46 tenaga medis dan non medis terinfeksi covid 19Â di Rumah Sakit Kariadi Semarang. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa penularan di rumah sakit disebabkan oleh kontak langsung tenaga dengan pasien dan tenaga dengan tenaga, khususnya di ruang ganti petugas kesehatan. Sementara di tingkat masyarakat, penularan disebabkan karena terjadi kontak langsung dengan orang yang sudah terinfeksi covid 19.
Berbagai masalah muncul di sekitar penanganan masalah covid 19, mulai dari manajemen kasus di rumah sakit sampai pada penyebaran yang tidak menyediakan data terperinci tentang penjelasan mengenai ciri-ciri dan keadaan tertentu berdasarkan variabel epidemiologi guna menanggulangi masalah covid 19. Beberapa kasus di rumah sakit disebabkan ketidak tersediaan sumber daya dibutuhkan dalam mengatasi masalah. Baik sumber daya fisik, tenaga, serta pengetahuan dalam pengendalian masalah tersebut.
Pencegahan telah dilakukan, namun kasus baru dan kematian terus bertambah, walaupun tidak dapat dipungkiri tingkat kesembuhan pasien covid 19 juga meningkat. Sekalipun himbauan tentang kebersihan diri, pola nutrisi dan berbagai bentuk aktivitas telah disampaikan, namun angka kasus baru dan kematian terus bertambah. Sementara itu, social distancing pada masyarakat dengan gencarnya dilakukan guna mencegah terjadinya penularan, namun tidak mengurangi angka kejadian terus bertambah dari kasus baru setiap harinya. Bahkan penyebarannya begitu cepat membuat kepanikan di tingkat petugas dan masyarakat. Penyebaran tidak hanya berlaku antar wilayah, tetapi juga banyak negara, atau penyebaran berdasarkan common source epidemic atau propagated epidemic.
Pengendalian
1. Edukasi
Edukasi adalah perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri mencapai tujuan hidup sehat. Dalam kaitannya dengan penyakit infeksi covid 19 ini, perilaku hidup sehat merupakan upaya seseorang untuk mempertahankan kesehatannya melalui interaksi dengan lingkungan. Peningkatan perilaku hidup sehat, yaitu:
a. Menjaga kebersihan diri meliputi, kulit, tangan, kaki, rambut, telinga, dan pakaian.
b. Menjaga gaya hidup, menjaga kondisi tubuh agar daya tahan tubuh tetap positif
c. Menjaga kebersihan lingkungan, mencakakup tempat tinggal, tempat bekerja, dan sarana umum.
Upaya kearah perubahan perilaku sehat untuk pengendalian infeksi covid 19 sangat dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
a. Pemungkin, merupakan faktor yang memungkinkan memfasilitasi perilaku atau tindakan meliputi, umur, status sosial ekonomi, pendidikan, serta sarana dan prasarana
b. Presdiposisi, merupakan faktor mempermudah terjadinya perilaku meliputi: pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nlai
c. Penguat, merupakan faktor pendorong mempekuat terjadinya perilaku, misalnya: dari orang yang menjadi panutan.
Implementasi dari upaya pengendalian infeksi covid 19 dilakukan dengan mempertimbangkan 3 aspek, yaitu:
a. Kebersihan diri: Mandi, mencuci tangan sebelum makan, buang air kecil dan besar dengan menggunakan air bersih, sikat gigi, mengganti pakaian setiap hari, menggunakan sabun saat mandi dan cuci tangan
b. Gaya hidup: Mengkonsumsi karbohidrat, seperti nasi, jagung, singkong. Mengkonsumsi protein, seperti telur, daging, ikan, susu. Mengkonsumsi sayuran. Mengkonsumsi buah-buahan. Mengkonsumsi garam beryodium. Berjemur dan berolahraga setiap harinya. Menghindari mengkonsumsi tembakau dan alcohol
c. Kebersihan Lingkungan: Setiap hari menyapu halaman rumah. Membuang sampah pada tempatnya. Membersihkan bak mandi dan bak penampungan air. Jarak antara air bersih dengan pembuangan 10 m. Menggunkan pencahayaan melalui sinar matahari. Usahakan lantai dari kayu dan semen. Menanam tanaman kunyit, jahe, dan serei, daun sirih, lidah buaya.
2. PenyebaranÂ
Distribusi penyakit infeksi covid 19 dapat diterangkan dengan pendekatan segitiga distribusi penyakit, yaitu:
a. Manusia, misalnya umur berkaitan dengan daya tahan tubuh
b. Tempat, misalnya penyebaran satu wilayah/negara atau beberapa negara
c. Waktu, misalnya masa inkubasi, timbulnya penyakit dengan cepat atau lambat, atau lenyapnya penyakit dalam waktu lama atau cepat.
Penyebaran berkaitan dengan ke tiga variabel di atas dalam mempengaruhi covid 19 dan hal itu meliputi:
a. Manusia Ciri-ciri dari faktor manusia yang berpengaruh pada faktor manusianya, yaitu : Umur, merupakan variable penting dalam mempelajari penyebaran dan berkaitan dengan dua hal; Daya tahan tubuh, daya tahan tubuh orang dewasa jauh lebih kuat ketimbang anak-anak dan juga terhadap usia lanjut. Kebiasaan hidup, pada kelompok anak-anak banyak yang rentan menghadapi ancaman tertular ketimbang orang dewasa karena hal itu disebabkan kekebalan tubuh yang rendah ketimbang orang dewasa. Jenis kelamin, juga berpengaruh pada penyebaran. Karena terdapat perbedaan anatomi dan fisiologi antara pria dan wanita. Karena terdapat kebiasaan antara pria dan wanita, khususnya kesadaran berobat wanita lebih tinggi ketimbang pria. Â Status sosial ekonomi, pada kelompok ekonomi rendah lebih banyak ditemukan penyakit infeksi dan kekurangan gizi ketimbang kelompok ekonomi tinggi. Terdapat perbedaan dalam pencegahan dan pengobatan. Kelompok ekonomi tinggi akan mudah melakukan pencegahan dan pengobatan ketimbang ekonomi rendah.
b. Tempat kajian terhadap tempat juga berpengaruh. Pada daerah tertentu penyebarannya sangat tinggi dan rendah di daerah lain. Penyebaran menurut tempat dapat dibedakan atas lima macam, yakni: Penyebaran satu wilayah, kasus hanya ditemukan di satu wilayah saja, misalnya pada satu kelurahan saja atau kecamatan - Penyebaran beberapa wilayah, kasus ditemukan di beberapa desa atau kecamatan - Penyebaran satu negara, kasus ditemukan di semua wilayah yang ada dalam satu negara - Penyebaran beberapa negara, berkaitan dengan komunikasi dan transportasi, bagaimana sistim transportasi dan hubungan dengan penduduk - Penyebaran banyak negara, ditemukan di hampir semua negara karena kemajuan transportasi dan komunikasi.
c. Waktu. Terjadinya penyakit covid 19 berlangsung dalam frekwensi waktu tertentu.
Penyebaran menurut waktu di tandai dari beberapa hal:
a. Common source epidemic, yaitu wabah yang ditandai dengan - Berlangsung secara cepat - Masa inkubasi yang pendek - Episode penyakit bersifat tunggal - Muncul pada waktu tertentu saja - Lenyapnya penyakit dalam waktu cepat
b. Propagated epidemic, yaitu wabah yang ditandai dengan - Timbulnya penyakit yang lambat - Masa inkubasi yang panjang - Episode penyakit yang majemuk - Waktu munculnya penyakit yang tidak jelas - Lenyapnya penyakit dalam waktu lama.
Implementasi dari pengendalian covid 19 dengan melakukan pengelompokkan factor resiko tertular dan hal itu meliputi:
a. Kelompok usia lanjut > 65 tahun ke atas
b. Kelompok bayi di bawah 5 tahun
c. Kelompok penyakit kronis, seperti kardiovaskuler, diabetes mellitus.
3. Fasilitas Pelayanan
1. Fisik
Sumber daya fisik pemberi pelayanan kesehatan berkaitan  ketersediaan fasilitas mencakup:
- Jumlah puskesmas rawat inap dan rumah sakit
- Jumlah tempat tidur tersedia
- Ventilator dan tabung oksigen
- Cairan dan tiang infus
- Alat pelindung diri lengkap
- Peralatan PCR dan rapid tes
- Obat dan bahan habis pakai.
2.Tenaga
Sumber daya tenaga tersedia pada pemberi pelayanan kesehatan:
- Medis umum
- Spesialis Tb paru
- Perawat
- Analis kesehatan/laboran
- Pelatihan.
3. Keuangan
Sumber daya keuangan tersedia pada pemberi pelayanan kesehatan:
- Biaya perawatan perpasien
- Biaya pembelian peralatan
- Biaya kompensasi/remunerasi tenaga medis
- Biaya kompensasi/remunerasi tenaga medis spesialis
- Biaya kompensasi/remunerasi tenaga perawat
- Biaya kompensasi/remunerasi tenaga analis kesehatan/laboran
- Biaya pelatihan
Rekomendasi
Membentuk stasiun lapangan pengendalian covid 19 dengan Tim:
a. Kepala Keluarga sebagai coordinator pada masing rumah tangga
b. RT/RW/Kelurahan sebagai pengawas ditingkat wilayahnya
c. Vector control Salatiga dan Banjarnegara sebagai fasilitator pemeriksaan swab dan imun
d. Puskesmas dan rumah sakit sebagai fasilitator dalam pemberian perawatan
e. Kepala Dinas Kesehatan P2 ISPA dan TB Dinas Kesehatan Kabupaten Kota sebagai fasilitator dalam program pengendalian.
Perencanaan
a. P2TB dan ISPA menyusun
 - Program edukasi berbasis online
- Instrument pengukuran dan analisis data edukasi
- Instrument tentang umur, jenis kelamin, status social ekonomi masyarakat
- Pemetaan wilayah berdasarkan resiko
- Tingkat frekwensi waktu penyebaran
b. Bidang perencanaan rumah sakit/puskesmas menyusun:
- Kebutuhan jumlah dan jenis rumah sakit digunakan untuk penderita covid
- Kebutuhan jenis tenaga medis, spesialis tb, perawat dan analis kesehatan/laboran
- Kebutuhan jumlah ventilator dan tabung oksigen
- Kebutuhan jumlah infus dan tiang
- Kebutuhan alat pelindung diri
- Kebutuhan peralatan PCR dan rapid tes
- Biaya perpasien
- Biaya peralatan
- Biaya remunerasi/kompensasi tenaga medis, medis spesialis TB paru, perawat, analis kesehatan/laboran
- Biaya pelatihan tenaga c. Vector control Salatiga dan Banjarnegara menyusun
- Kebutuhan peralatan PCR dan rapid tes
- Kebutuhan tenaga analis kesehatan/laboran
- Kebutuhan bahan pakai laboratorium.
Pelaksanaan
a. Masing-masing kepala rumah tangga mengidentifikasi anggota keluarganya berdasarkan form yang diisi dan dikirim kepada P2 ISPA dan TB Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b. RT/RW memandu dan memastikan setiap keluarga mengisi form yang dikirim oleh P2 ISPA dan TB Dinas Kesehatan
c. P2 ISPA dan TB melaksanakan pengumpulan data, menganalisis dan menginformasikan kepada Bappeda Kabupaten dan Kota/Provinsi
d. P2 ISPA dan TB melakukan pengelompokkan factor resiko berdasarkan umur, riwayat penyakit kronis, dan balita
e. P2 ISPA dan TB melakukan pemetaan wilayah berdasarkan factor resiko
f. P2 ISPA dan TB membuat sistim informasi geografi berdasarkan pemetaan wilayah resiko tinggi dan rendah
g. P2 ISPA dan TB membuat estimasi frekwensi kasus menurut penyebaran berdasarkan siklus dengan kerjasama UKSW dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
h. Dinas Kesehatan melakukan pemetaan jenis dan jumlah rumah sakit tersedia digunakan untuk perawatan
i. Direktur rumah sakit melakukan penghitungan dan memastikan jenis dan jumlah sumber daya fisik tersedia untuk melayani penderita
j. Direktur rumah sakit melakukan penghitungan dan memastikan jenis dan jumlah sumber daya tenaga tersedia untuk melayani penderita
k. Direktur rumah sakit melakukan penghitungan dan memastikan sumberdaya keuangan tersedia untuk pembelian peralatan serta membayar kompensasi tenaga
l. Kepala Vector control memastikan peralatan dan tenaga dibutuhkan dapat tersedia untuk pemeriksaan laboratorium.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H