Mohon tunggu...
Randi Hari Putra
Randi Hari Putra Mohon Tunggu... -

Apoteker; ASN Badan Pengawas Obat dan Makanan; Cosmetic Product Safety Evaluator

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Secarik Asa Pejuang Skripsi. Episode: Misteri Matinya Si Burung Gereja

23 Mei 2012   05:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:56 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya. Tapi aku rasa semua orang akan melakukan hal yang sama denganku. Tak akan ada yang mau berlama-lama mengemban status sebagai mahasiswa karena nilai elusidasi struktur atau radiofar yang tak memenuhi syarat. Kecuali ia nabi. Dan nabi pun pasti tak habis pikir jika ada mata kuliah segila itu!

...

Tapi aku berjanji tak akan mengulanginya lagi. Akalku memang pendek saat itu. Hanya ingin kejayaan instan dengan cara bodoh untuk meraihnya. Memang aku tak terjerembab.

Tak terjerembab di dunia. Tapi di akhirat? Hanya Allah yang Maha Tahu.

Apa lagi ya?

Eh, ada kemungkinan lain lagi sepertinya. Kemungkinan ketiga (dan ini kemungkinan paling konyol) adalah...ia ingin bisa berenang!

Hey, jangan mengelus dada dulu! Imajinasi terkadang memang aneh. Tapi jangan remehkan ide-ide gila itu.

Tak ada hak buat kita untuk melarang si burung gereja itu belajar berenang. Mungkin ia iri pada ikan-ikan kecil di selokan yang lincah menembus air atau ia pernah menonton discovery channel lalu iri pada sepupunya pinguin di kutub utara sana (aku lupa, pinguin ada di kutub utara atau selatan).

Semua orang juga pasti tahu sejarah pesawat terbang. Ide yang awalnya dikira gila, namun ketika terealisasi sanggup mengguncang dunia. Akhirnya manusia bisa terbang!

...

Aduh, kenapa malah nyeritain pesawat? Intinya mah jangan takut untuk bermimpi. Semustahil apapun. Selama mimpi itu halal dan ada cara rasional mewujudkannya, kenapa nggak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun