Pengertian Ekosistem Ekonomi Kreatif
Ekosistem Ekonomi Kreatif adalah berbagai elemen yang saling berhubungan guna mendukung beberapa kegiatan, yaitu Inovasi, produksi, dan distribusi produk-produk kreatif. Ekosistem Ekonomi Kreatif berperan memberi nilai tambahan pada suatu karya, sehingga karya tersebut dapat memiliki nilai saing, mudah diakses, dan terlindungi secara hukum.
Pada umumnya, ekosistem ekonomi kreatif memiliki beberapa komponen utama, diantaranya adalah
A. Pelaku Kreatif dan Talent
B. Industri Pendukung
C. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
D. Kebijakan dan Regulasi Pemerintah
E. Infrastruktur Digital dan Teknologi
F. Pendanaan dan Investasi
G. Komunitas dan Jaringan Kolaboratif
H. Pasar dan Platform Distribusi
1. Pelaku Kreatif dan Talent
Pelaku Kreatif dan Talent dapat menjadi salah satu alasan terjadinya peningkatan kepopularitasan suatu film, seorang Pelaku Kreatif dan Talent (Aktor) memiliki value tersendiri dalam meningkatkan kepopuleran suatu film, misalnya: dalam film "Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2" (2017), film ini disutradarai oleh Anggy Umbara, dan dibintangi oleh segelintir aktor ternama seperti: Abimana Aryasatya, Vino G. Bastian, Tora Sudiro. Meskipun begitu, penonton merasa humor yang ditampilkan pada sequel ini kurang segar dan terlalu mengulang formula yang sama seperti film sebelumnya. Dari contoh kasus tersebut, dapat kita simpulkan bahwa, Pelaku Kreatif dan Talent dapat menjadi sebuah “Game Changer” yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepopularitasan suatu film, bahkan jika film tersebut memiliki citra yang kurang baik di mata masyarakat.
2. Industri Pendukung
Ekosistem Ekonomi kreatif didukung dari berbagai industri yang saling terkait untuk memperkuat pertumbuhan sektor ini. Seperti industri teknologi dan digital yang menyediakan platform untuk proses kreatif, dan juga proses distribusi. Industri media dan periklanan mendukung promosi melalui iklan dan juga kampanye di media sosial. Industri pendidikan juga mendukung dengan melatih talenta yang berkualitas di bidang film, seperti penulis naskah, sutradara, dan juga sinematografer. Sektor pariwisata turut andil juga dalam memperkuat pertumbuhan ini dengan cara mempromosikan lokasi syuting sebagai destinasi wisata. Sementara industri keuangan memberikan modal melalui investor, sponsorship, dan juga diadakannya platform crowdfunding.
3. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
Bagaimana cara kita bisa melihat peran dari Lembaga Pendidikan dan Pelatihan dalam peningkatan kepopularitasan suatu film? Salah satu caranya adalah dengan cara memperhatikan teknik dan strategi yang digunakan oleh Sang Sutradara dalam proses pembuatan film tersebut. Lalu apa hubungan diantara kedua hal (Lembaga Pendidikan dan Pelatihan dengan teknik dan strategi yang digunakan oleh seorang Sutradara) tersebut? Hubungannya adalah Lembaga Pendidikan dan Pelatihan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang membentuk teknik dan strategi sutradara. Pendidikan yang tepat membantu sutradara mengembangkan kreativitas dan metode pembuatan film yang efektif, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas dan daya tarik film, berkontribusi pada peningkatan kepopularitasan suatu film.
4. Kebijakan dan Regulasi Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah memainkan peran penting untuk mendukung ekosistem ekonomi kreatif, terutama meningkatkan popularitas film. Pemerintah bisa menyediakan dana untuk mendukung film-film lokal yang mendorong fokus terhadap budaya lokal atau juga nilai nasional untuk menarik perhatian pasar yang lebih luas. Pemerintah juga dapat membantu memfasilitasi terkait lokasi syuting dengan lancar tanpa melewati birokrasi yang memberatkan. Selain itu, pemerintah memfasilitasi dengan mengadakan regulasi tentang perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) guna mencegah pembajakan film, dan memastikan hak ekonomi sang kreator terlindungi.
5. Infrastruktur Digital dan Teknologi
Infrastruktur Digital dan Teknologi tentunya mengambil andil yang sangat besar dalam peningkatan kepopularitasan suatu film, apalagi di zaman Society 4.0 ini, dimana teknologi sudah menjadi sebuah kebutuhan pokok bagi manusia. Zaman sekarang ini, teknologi bisa dengan sangat mudah digunakan untuk meningkatkan kepopularitasan suatu film, contohnya: suatu Production House pasti memiliki entah itu social media, website resmi yang interaktif, atau bahkan platform streaming seperti YouTube. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh seorang Produser untuk mendatangkan traffic penonton, guna meningkatkan kepopularitasan suatu film.
6. Pendanaan dan Investasi
Crowdfunding menjadi alternatif populer, terutama bagi film independen, di mana pendanaan langsung dari rekan kerja yang bersangkutan untuk membantu pembuat film meraih memperoleh modal sekaligus membangun komunitas sejak awal produksi. Sponsorship dari brand juga tidak kalah penting untuk menambah pendanaan produksi film, terutama jika film tersebut sangat relevan dengan produk sponsor. Kolaborasi semacam ini tidak hanya meningkatkan dana melainkan memperluas jangkauan pemasaran film melalui kampanye bersama.
7. Komunitas dan Jaringan Kolaboratif
Komunitas dan Jaringan Kolaboratif tidak dapat dipandang sebelah mata jika kita sedang berbicara dengan topik Peningkatan Kepopularitasan suatu Film. Peran dari kedua komponen ini bahkan bisa menjadi komponen yang sangat penting bagi mereka yang baru berkecimpung dalam dunia perfilman. Bagaimana tidak, dengan adanya Komunitas dan juga Jaringan Kolaboratif, teori promosi dengan cara Word of Mouth (Promosi melalui mulut ke mulut) bisa berjalan dengan sangat efektif. Selain itu, sebuah komunitas film juga bisa dijadikan tempat untuk uji coba pasar guna mendapatkan saran dan kritik dari para penggemar film lainnya. Saran dan kritik tersebut-lah yang nantinya akan dijadikan alat untuk mengevaluasi suatu film agar bisa menarik hati lebih banyak penonton.
8. Pasar dan Platform Distribusi
Dalam era digital, platform streaming menjadi sasaran utama bagi para pembuat film, sehabis film tersebut selesai diproduksi. Hal itu dikarenakan, platform streaming memungkinkan film dapat langsung diakses dengan mudah oleh masyarakat luas. Akan tetapi, bioskop tetap menjadi platform tradisional yang memiliki daya tarik tersendiri, terutama bagi para pembuat film yang ingin sekali membangun popularitas melalui pengalaman yang mendalam.
Kesimpulan
Ekosistem Ekonomi Kreatif memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kepopularitasan suatu film, dengan melibatkan berbagai sektor dan komponen yang saling berinteraksi, mulai dari pelaku kreatif, industri pendukung, hingga platform distribusi. Semua elemen yang ada dapat meningkatkan dan membentuk ekosistem yang kuat dan mendukung popularitas film.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H