Mohon tunggu...
Randa Iolanda putra
Randa Iolanda putra Mohon Tunggu... -

aimaragroup apalah arti tumpukan buku ini? There ain't no free lunch, moreover the dinner ID randa_ip urang awak kampus andalas, kampus usu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebebasan Bayang-bayang

11 April 2018   09:11 Diperbarui: 11 April 2018   09:34 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap rakyat berhak berpikir dan berhak berpendapat. Pendapat tidak berarti berperilaku. Moralitas yang menjadi turunan dari keberpihakan atau kebebasan berpendapat mengandung arti bahwa jika kita memiliki kebebasan berpendapat maka yang lain pun memilikinya. Dengan demikian wajib bagi negara untuk menghormati pendapat rakyatnya seberapapun buruk atau tidak setuju negara. Dalam negara demokrasi, tidak dibenarkan pengekangan dan penindasan dalam membatasi hak asasi.

Argumen sederhananya, demokrasi subtansial menghendaki kebahagian rakyat. Jika menginginkan kebahagian rakyat, tentu rakyat yang menjadi pelopor demokrasi. Sebaliknya, demokrasi yang berlandaskan pada kelas, acapkali mengabaikan jaminan terhadap kebebasan rakyat. Rakyat menjadi penonton pementasan kebebasan bayang-bayang yang dilakukan para elit.

Banyak terjadi pembatasan sehingga warga negara tidak bebas mengutarakan apa yang dikehendakinya. Bahkan bisa dikatakan bahwa kebebasan berpendapat, berekpresi, berpikir dan hal sebagainya merupakan hak warga negara yang paling sering dilanggar ketika meminta hak dan kewajiban. Seharusnya setiap warga negara memiliki hak-hak yang tidak bisa diahlikan (inalienable rights), negara harus dapat menerima hukum dasar yang membatasi kekuasaanya sendiri, untuk mendapatkan hak-hak tersebut.

Hak dan kebebasan adalah penting, karena mengambarkan apa yang diinginkan dan dirasakan seperti yang dikatakan diatas. Memiliki kepentingan dan keinginan serta sudut pandang tersendiri termasuk sistem sosial dan fenomena yang ada. Oleh karena itu dalam hal individual, kita berhak bersuara dan dalam sosial mereka berhak untuk saling bertukar pendapat. Sistem ini adalah hakiki.

Karena itu, meminjam argumen dari Fareed Zakaria dalam buku yang berjudul "Masa Depan" mengatakan bahwa kebebasan suatu hal yang mengarah pada demokrasi, bukan demokrasi-lah yang mengarah pada kebebasan. Jika demokratis tidak baik akan meruntuhkan kebebasan dan supremasi hukum. Artinya demokrasi dan kebebasan harus berjalan bersamaan untuk mencapai keinginan rakyat secara keseluruhan. Tak membayang-bayang belaka.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun