Merupakan pilihan yang tepat apabila BNPB menjadikan radio sebagai media untuk mensosialisasikan siaga bencana. Selain mudah di akses, edukasi siaga bencana pun dapat dibagikan lagi secara lisan. Jadi, masyarakat dapat saling mengingatkan perihal siaga bencana tersebut.
Sejumlah gempa darat dengan kedalaman relatif dangkal bermunculan di sepanjang pertengahan hingga akhir Mei 2017. Mengutip dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sejumlah gempa tersebut bermunculan di daerah Teluk Bintuni, NTT, Sulawesi Tenggara, Sumba Barat, Aceh, dan Poso. Meskipun berskala rendah, namun gempa ini mengakibatkan kepanikan yang luar biasa bagi warga sekitar. Alangkah bijaknya jika warga mendapat sosialisasi mengenai siaga bencana, sehingga dapat memantau keadaan alam juga cara tanggap bencana tersebut, jadi dapat meminimalisir tingkat kepanikan yang dapat berujung memakan korban jiwa.
Demikian halnya dengan pemantauan kesehatan. Tidak hanya bencana alam saja yang perlu diperhatikan, begitupun bencana non-alam seperti wabah penyakit. Kementerian RI mengatakan penyakit flu burung menjadi penyakit yang patut diwaspadai pada tahun 2017. Penyakit yang disebabkan oleh virus strain H5 tersebut dianggap berpotensi menyerang masyarakat Indonesia pada tahun ini. Kemenkes juga mengingatkan perihal meningkatkan kewaspadaan dan juga ketanggapan masyarakat terhadap wabah penyakit ini.
Tidak ada yang bisa memprediksi sebuah bencana, tetapi kita bisa mempersiapkan diri untuk menghindari dan cekatan dalam menanggapi kemungkinan terjadinya sebuah bencana! Merubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat yang acuh tak acuh terhadap gejala bencana, dan memberikan pengarahan terbaik dalam mengatasi sebuah bencana.
Terima kasih kepada BNPB yang selalu mengupayakan hal terbaik bagi masyarakat dalam menanggapi bencana. Dan kini BNPB kembali menggagaskan ide yang luar biasa bermanfaat. Dengan melakukan sosialisasi siaga bencana melalui radio, masyarakat akan sadar untuk lebih memperhatikan lingkungan sekitar, mengetahui apa saja yang diperlukan dan yang harus dilakukan ketika bencana yang tak terduga terjadi. That’s the point. Membangun budaya siaga bencana dalam masyarakat melalui radio.
Mengisi waktu luang dengan bekal edukasi dan sosialisasi melalui media lisan radio dengan pembawaan easy listening juga menghibur tentu hal yang sangat tepat. Sosialisasi siaga bencana oleh BNPB dengan merilis kembali sandiwara radio “Asmara di Tengah Bencana 2” sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat sudah patut mendapat apresiasi karena begitu kreatif, unik dan menarik. Ditambah dengan meet and greet aktor dan pengisi suara sandiwara ini ke beberapa daerah juga akan menambah nilai plus dalam kesuksesannya.
Untuk membangun Indonesia yang lebih baik dan melahirkan masyarakat yang berwawasan luas dengan memanfaatkan teknologi dengan bijaksana.
Jika bukan dengan upaya kreatif dari pemerintah Indonesia, juga peranan serta dukungan aktif masyarakat, siapa lagi?
Shared on Facebook
Shared on Twitter