Mohon tunggu...
ranainas
ranainas Mohon Tunggu... Foto/Videografer - mahasiswi

saya menyukai sosial dan edukasi pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fikih Muamalah: Hukum Jual Beli

3 Desember 2024   20:35 Diperbarui: 3 Desember 2024   20:37 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fikih Muamalah adalah cabang ilmu fikih yang mengatur hubungan antar manusia dalam aspek muamalah (interaksi sosial dan ekonomi), seperti jual beli, sewa-menyewa, hutang-piutang, hingga kerjasama bisnis. Dalam Islam, jual beli termasuk aktivitas yang dibolehkan karena mendukung kehidupan manusia. Namun, ada syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi agar transaksi tersebut sah dan halal.

Pengertian Jual Beli

Secara bahasa, jual beli berarti pertukaran barang dengan barang atau barang dengan uang. Dalam istilah fikih, jual beli adalah akad pertukaran barang atau jasa dengan imbalan tertentu yang dilakukan dengan kerelaan kedua belah pihak.

Dasar Hukum Jual Beli

Hukum jual beli dalam Islam didasarkan pada Al-Qur'an, Hadis, dan ijma' ulama. Beberapa ayat dan hadis yang menjadi landasan hukum jual beli antara lain:

1. Al-Qur'an:

"Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba." (QS. Al-Baqarah: 275)

2. Hadis Nabi SAW:

"Sebaik-baik usaha adalah usaha seorang pedagang yang apabila berbicara tidak berdusta, apabila berjanji tidak mengingkari, dan apabila menjual tidak berlebihan." (HR. Al-Bukhari)

Syarat dan Rukun Jual Beli

Untuk memastikan transaksi jual beli sesuai dengan syariat Islam, ada syarat dan rukun yang harus dipenuhi:

Rukun Jual Beli:

1. Penjual dan Pembeli: Harus baligh, berakal, dan bertindak atas kehendak sendiri.

2. Barang yang Dijual: Barang harus halal, ada wujudnya, dan bisa diserahterimakan.

3. Akad: Terdiri dari ijab (penawaran) dan qabul (penerimaan).

Syarat Sah Jual Beli:

1. Barang yang diperjualbelikan harus jelas dan tidak mengandung unsur gharar (ketidakpastian).

2. Transaksi dilakukan atas dasar kerelaan kedua belah pihak.

3. Harga barang harus disepakati dan diketahui secara jelas.

Jenis Jual Beli yang Dilarang

Islam melarang beberapa jenis jual beli karena dianggap merugikan salah satu pihak atau mengandung unsur haram, seperti:

1. Jual Beli Riba: Melibatkan tambahan yang tidak adil dalam transaksi.

2. Jual Beli Gharar: Transaksi yang tidak jelas, seperti menjual barang yang belum dimiliki.

3. Jual Beli Barang Haram: Seperti minuman keras, narkoba, atau daging babi.

Keutamaan Jual Beli yang Halal

Jual beli yang halal tidak hanya membawa berkah dalam kehidupan dunia, tetapi juga menjadi sumber pahala di akhirat. Rasulullah SAW menyebut pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para nabi, shiddiqin, dan syuhada di surga (HR. Tirmidzi).

Kesimpulan 

Jual beli dalam Islam tidak sekadar aktivitas ekonomi, tetapi juga ibadah yang bernilai pahala jika dilakukan sesuai dengan syariat. Dengan mengikuti aturan-aturan dalam fikih muamalah, umat Islam dapat menjaga kehalalan rezekinya dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun