Mohon tunggu...
Rana Fakhira 2019120070
Rana Fakhira 2019120070 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Jakarta

saya adalah mahasiswi administrasi publik yang ingin mengembangkan wawasan saya melalui berbagai tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Permasalahan Global Dalam Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM)

17 Juli 2022   14:18 Diperbarui: 17 Juli 2022   22:52 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

WHO yang merupakan Organisasi Internasional yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan dunia, salah satunya yaitu dalam menanggulangi permasalahan kanker di dunia, melalui program Cancer Control Programme (CCP). Di mana CCP merupakan kebijakan untuk pengendalian kanker secara nasional yang kemudian di sebut dengan Nasional Cancer Control Programme (NCCP) yang disatukan untuk penyakit tidak menular dan hal terkait lainya. kerjasama WHO dan Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi penyakit kanker telah berlangsung dari tahun 2005 diharapkan untuk tahun kedepan agar lebih optimal.

Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia dan menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi kedua setelah penyakit kardiovaskuler. Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) mencatat, total kasus kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar 234.511 kasus. Kanker payudara memiliki jumlah kasus baru tertinggi di Indonesia sebesar 65.858 kasus atau 16,6% dari total 396.914 kasus kanker. Kanker serviks (leher rahim) menempati urutan kedua dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker. Kanker paru-paru menyusul di urutan ketiga dengan jumlah 34.783 kasus (8,8% dari total kasus), lalu kanker hati sejumlah 21.392 kasus (5,4% dari total kasus), dan kanker nasofaring (area di sebelah atas bagian belakang tenggorokan) sejumlah 19.943 kasus (5% dari total kasus).

Contoh studi kasus pada bulan Oktober 2020, menjadi waktu yang mungkin sulit dilupakan Ana, warga Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Pada bulan itu, dia mendapat dua kabar buruk sekaligus. Yang pertama dia dipastikan mengidap kanker payudara dan setelah Beberapa hari dia juga terpapar Covid-19. Sebelum memeriksakan diri ke dokter, dia mengalami gejala sakit biasa pada payudara sebelah kiri. Sama seperti yang biasa dia rasakan saat hendak menstruasi. Beberapa bulan kemudian, dia menemukan ada benjolan yang terus membesar dan melakukan pemeriksaan darah ”Saya akhirnya periksa darah, dan ternyata divonis mengidap kanker payudara stadium dua”. lalu dia sempat hendak menjalani operasi, namun terpaksa batal karena Ana terkonfirmasi Covid-19. Saya baru bisa operasi itu di bulan Januari 2021, dan setiap 3 minggu sekali selalu harus kemoterapi,”Rutinitas itu dilakukan dia sampai bulan Mei lalu. Total Ana mengikuti kemoterapi sebanyak 6 kali. Upaya itu harus dia lakukan karena ketika hendak operasi, kankernya sudah berada pada stadium 3. ”Dan berlanjut ke kelenjar getah bening,” imbuh ibu 3 anak itu. Bersyukur, sebulan kemudian, setelah kemoterapi ke 6 dan cek darah, kondisinya semakin membaik. ”Namun masih ada kewajiban untuk minum obat selama 5 tahun. Dan tiap 3 bulan sekali harus cek darah,” setelah itu Kondisinya jauh lebih baik dibandingkan awal-awal dia terkena kanker.

Salah satu penyebab tingginya kasus kanker di Indonesia adalah kondisi lingkungan yang terus menghasilkan bahan karsinogen, seperti rokok, daging olahan, dsb. Penyebab lain yang juga mempengaruhi seperti kebiasaan begadang, kurang olah raga, dan makan terlalu banyak. Sebagai bentuk pencegahan dan pengendalian kanker di Indonesia, khususnya kanker payudara dan kanker serviks, Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa upaya seperti deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks pada perempuan berusia 30-50 tahun dengan metode Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) dan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), selain itu upaya yang efektif untuk mencegah peningkatan insidensi, morbiditas, dan kematian dini akibat kanker, melalui upaya pencegahan dengan skrining, deteksi dini, penemuan dini kasus kanker dan imunisasi.

Untuk mendukung pencapaian target sasaran dari kegiatan tersebut, perlu dilakukan promosi kesehatan dan kampanye sosial yang masif dan berkesinambungan. Sementara itu, permasalahan lainnya adalah adanya disparitas geografi di Indonesia yang sangat berpegaruh terhadap akses layanan kesehatan yang lebih baik bagi penderita kanker. Sebaran fasilitas pelayanan dan tenaga kesehatan khususnya dokter ahli belum begitu merata di seluruh Indonesia. Ditambah lagi dengan keterbatasan sarana diagnostik dan penatalaksanaan kanker yang masih terfraggmentasi, selain itu juga ketersediaan obat dan logistik kesehatan yang masih belum memadai, menyebabkan upaya penanggulangan kanker di Indonesia belum dapat berjalan secara optimal.

kesimpulannya ialah Aspek kesehatan dan kesejahteraan hidup (good health and well being) berada pada poin tujuan ke 3 dalam SDGs yang disoroti untuk mendapatkan perhatian khusus. tujuan SDGs adalah menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia. Saat ini isu kesehatan global menjadi perhatian dunia internasional, karena isu kesehatan global merupakan masalah kesehatan yang sifatnya melintasi batas negara sehingga dibutuhkan kesepakatan antar negara dalam forum multilateral untuk memperhatikan masalah isu kesehatan global tersebut. Negara di tuntut memiliki kemampuan dalam menangani isu kesehatan global dan mampu menegosiasikan rezim kesehatan global dan perjanjian-perjanjian internasional yang berhubungan dengan penanganan isu kesehatan Salah satu permasalahan kesehatan saat ini ialah Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti Kanker. Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia. Salah satu penyebab tingginya kasus kanker di Indonesia adalah kondisi lingkungan yang terus menghasilkan bahan karsinogen, seperti rokok, daging olahan, dsb. Dalam hal ini WHO yang merupakan Organisasi Internasional memiliki peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan kesehatan dunia, salah satunya dalam menanggulangi kanker di dunia, melalui program Cancer Control Programme (CCP). Di mana CCP merupakan kebijakan untuk pengendalian kanker secara nasional yang kemudian di sebut dengan Nasional Cancer Control Programme (NCCP) yang disatukan untuk penyakit tidak menular dan hal terkait lainya. kerjasama WHO dan Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi penyakit kanker telah berlangsung dari tahun 2005.

Menjaga Kesehatan merupakan hal penting dalam keberlangsungan hidup maka fungsi dari setiap Lembaga negara atau internasional untuk mencegah dan mensosialisasikan Gerakan hidup sehat kepada masyarakat didunia ini. Upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan, pengendalian, dan penanganan penyakit tidak menular melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran, kemauan berperilaku sehat dan mencegah terjadinya penyakit tidak menular beserta akibat yang ditimbulkan, melakukan kontrol penyakit secara rutin di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Hindari terpapar dengan zat karsinogenik/berbahaya lainnya dan memberikan bantuan kesehatan kepada negara-negara yang membutuhkan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun