Mohon tunggu...
Ryas Ramzi
Ryas Ramzi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa S1 program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sering menepi di sudut-sudut kota untuk memproduksi ide-ide yang akan dibagikan dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dakwah Hak Disabilitas

10 Agustus 2023   13:42 Diperbarui: 10 Agustus 2023   13:46 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dakwah kepada penyandang disabilitas. Sumber: pixabay.com

Di tengah riuhnya kehidupan saat ini, Islam terus mengajarkan kita untuk merangkul nilai-nilai inklusif, empati, dan kesetaraan. Dalam upaya menerjemahkan ajaran tersebut menjadi tindakan nyata, dakwah telah menjadi jembatan antara pemahaman dan aksi bagi umat muslim.

Namun, dalam dinamika dakwah yang progresif, ada satu dimensi yang tidak boleh dilupakan; dakwah hak disabilitas. Ini adalah panggilan untuk membentuk dunia yang lebih hangat, inklusif, dan penuh kasih bagi saudara-saudara kita yang memiliki tantangan fisik atau mental---Saya lebih suka menggunakan kata "tantangan" daripada "keterbatasan".

Tidak dapat dipungkiri, langkah-langkah inovatif dalam dakwah telah mengilhami banyak orang, khususnya Da'I dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan dalam lingkungan yang beragam. Akan tetapi, kita perlu lebih dari sekadar mengamati, kita perlu merangkul dengan sepenuh hati.

Penghargaan terhadap semua lapisan masyarakat merupakan manifestasi ajaran agama ini. Dakwah, sebagai penyebaran ajaran Islam, sudah seharusnya tidak hanya terbatas pada pengajaran dan ibadah, tetapi juga harus mencerminkan sikap inklusif terhadap penyandang disabilitas.

Penghormatan terhadap penyandang disabilitas berkelindan dengan ajaran ini. Q.S Al-Isra ayat 70 yang artinya:

"Dan Kami telah muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, dan Kami Rezekikan kepada mereka dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka di atas kebanyakan makhluk yang Kami ciptakan."

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah telah memberikan kehormatan kepada manusia dengan segala potensi dan kapabilitasnya. Ayat ini mengajarkan bahwa setiap individu, termasuk penyandang disabilitas, memiliki nilai dan potensi yang patut dihormati. Oleh karena itu, dakwah hak disabilitas adalah bagian dari menghargai kehormatan yang diberikan Allah kepada semua manusia.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Nabi Muhammad SAW. Bersabda:

"Allah tidak melihat kepada tubuh dan wajahmu, tetapi kepada hati dan amal-amalmu." (HR. Muslim).

Hadis ini mengingatkan kita bahwa pandangan Allah lebih fokus pada hati dan niat seseorang daripada penampilan fisiknya. Oleh karena itu, dalam dakwah hak disabilitas, sikap hormat dan penghargaan terhadap individu dengan disabilitas tidak hanya berdasarkan pada kondisi fisik mereka, tetapi lebih pada hati yang ikhlas dan potensi untuk berkontribusi dalam masyarakat.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 15% populasi dunia, atau sekitar 1 miliar orang, hidup dengan berbagai jenis disabilitas. Data tersebut memberikan pandangan nyata tentang skala tantangan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas di seluruh dunia.

Dalam Islam, mengatasi tantangan dan membantu individu yang membutuhkan adalah tindakan yang dianjurkan. Oleh karena itu, dakwah hak disabilitas adalah upaya untuk mengakui dan merespons kebutuhan mereka, serta membangun lingkungan yang mendukung bagi semua individu.

Kita perlu menyadari bahwa penyandang disabilitas sering menghadapi tantangan yang tidak kita alami. Tantangan tersebut dapat bersifat fisik, seperti aksesibilitas, atau juga tantangan emosional dan psikologis. Dakwah yang progresif mendorong kita untuk mendengarkan dan memahami pengalaman mereka, serta membantu mengatasi tantangan tersebut.

Dalam konteks dakwah hak disabilitas, membentuk lingkungan yang ramah mencakup banyak aspek. Misalnya, memastikan aksesibilitas fisik bagi individu dengan mobilitas terbatas, menciptakan lingkungan yang bebas dari diskriminasi, serta memberikan dukungan emosional bagi individu dengan tantangan mental. Dalam hal ini, masjid, lembaga pendidikan, lingkungan kerja, dan fasilitas umum lainnya harus mampu mengakomodasi kebutuhan semua individu.

Dakwah hak disabilitas juga melibatkan edukasi dan peningkatan kesadaran di antara masyarakat muslim. Mengajarkan tentang hak-hak penyandang disabilitas, memecah stigma dan stereotip yang mungkin ada, dan menyebarkan informasi tentang cara berinteraksi dengan mereka adalah langkah penting dalam mengembangkan masyarakat yang inklusif.

Kemudian, salah satu aspek terpenting dalam dakwah hak disabilitas adalah menjadi sahabat bagi penyandang disabilitas. Misalnya, mendengarkan cerita mereka, memberikan dukungan moral, dan berpartisipasi dalam kegiatan yang mendorong inklusi sosial. Dakwah hak disabilitas mengajarkan kita untuk memandang penyandang disabilitas sebagai saudara seiman yang memiliki hak yang sama untuk hidup bermartabat.

Dakwah hak disabilitas adalah bagian integral dari upaya menciptakan masyarakat yang inklusif dan adil. Islam mengajarkan untuk memandang nilai dan potensi di dalam setiap individu, tanpa terkecuali. Dengan merangkul dan membangun lingkungan yang ramah, kita dapat berkontribusi dalam membentuk masyarakat yang menghargai keberagaman dan memberikan tempat bagi semua orang, tanpa memandang kondisi fisik atau mental mereka.

Sebermula dari langkah-langkah kecil dalam dakwah, kita dapat merangkul perubahan yang berarti. Kita dapat merangkai kisah-kisah kebaikan yang membentuk masyarakat inklusif dan penuh cinta. Kita dapat memajukan generasi-generasi mendatang yang melihat kondisi fisik atau mental sebagai bagian dari keragaman yang indah.

Pada akhirnya, dengan mengamalkan nilai-nilai ini, kita akan mengukir masa depan yang lebih baik, lebih hangat, dan lebih inklusif bagi semua saudara dan saudari kita di mana setiap individu dengan segala keunikan dan tantangannya, memiliki tempat yang istimewa dalam tali persaudaraan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun