Mohon tunggu...
Ramses Panjaitan
Ramses Panjaitan Mohon Tunggu... Penulis - Penyair

Jangan cari aku, dilapisan waktu yang penuh kepahitan. Kita adalah kisah yang terukir, namun diselimuti oleh kesedihan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Berandai-andai Sedang Bertanya kepada Filsuf di Masa Lalu

16 Oktober 2024   23:23 Diperbarui: 16 Oktober 2024   23:53 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku berandai-andai sedang bertanya kepada filsuf dimasa lalu


Mengapa kalian menjelajahi pengetahuan?


Lalu Plato berkata sebab pengetahuan termasuk dalam perilaku manusia, ia mengalir dalam sumber utama, termasuk keinginan dan emosi


Aku mencoba memahami itu, lalu aku bertanya kepada filsuf lagi


Jadi pengetahuan termasuk dalam perilaku manusia, apakah ketika aku berfikir itu merupakan proses dari menjelajahi pengetahuan?,


Aku bertanya dengan rasa penasaran


Lalu Rene Descartes berseru selama engkau berfikir maka engkau hidup maka engkau ada itu merupakan proses dari menjelajahi pengetahuan.


Filsuf lainnya yaitu Heidegger menambahkan, manusia memiliki kesadaran yang lebih tinggi daripada makhluk lainnya, dengan akal budi, kita menyadari bahwa kita ada dan hidup, akal budi lah yang membawa itu, kehidupan atau keberadaan


Lalu aku berkata, aku pernah mendengar Aristoteles membicarakan akal budi, akal budi itu memang membedakan kita dengan makhluk hidup yang lainnya, tetapi disetiap hari-hariku berfikir tentang keberadaan, pikiranku menjangkau yang tak terhingga, entah karena lelahku maka dari itu aku selalu mengadu, tanyaku di dalam sepi,


Jadi ini ada kaitannya aku ingin bertanya apakah memang akal budi yang menyentuh keterbukaan kepada yang tak terhingga, yang membawaku mengadukan isi dari kepalaku atau sebatas meminta kedamaian dari pertolongannya?


Aquinas sambil melihat pilar pada bangunan renaissance lalu berkata padaku, dengan akal budinya yang terbuka pada yang tak terhingga inilah maka Tuhan bisa mewahyukan dirinya pada manusia, namun manusia hanya memiliki potensi keterbukaan itu.


Jadi hanya sang ilahi yang memenuhi keterbukaan itu, tanyaku dalam hening.


Aquinas menegaskan, hanya sang ilahi.


Pertanyaan berakhir dan aku merenungkan, kemungkinan-kemungkinan apa yang terjadi dalam keterbukaan itu.

Samarinda, 17 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun