Mohon tunggu...
Ramses Panjaitan
Ramses Panjaitan Mohon Tunggu... Penulis - Penyair

Jangan cari aku, dilapisan waktu yang penuh kepahitan. Kita adalah kisah yang terukir, namun diselimuti oleh kesedihan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Peran Sentral Sumber Daya Manusia Perempuan dalam Industri Sigaret Kretek Tangan (SKT) Indonesia

3 Desember 2023   23:48 Diperbarui: 6 Desember 2023   21:37 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan pertumbuhan industri rokok kretek yang terus berkembang, perlu diupayakan kebijakan dan perlindungan yang lebih baik bagi buruh perempuan. Selain memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian, industri kretek juga harus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan kerja yang adil dan berkelanjutan bagi semua pekerja, termasuk perempuan.

Tahun 1980 menjadi tonggak penting bagi perempuan dalam industri kretek di Kudus. Perubahan ini tidak hanya menandai pertumbuhan industri, tetapi juga mencerminkan peran vital perempuan. Keahlian perempuan dalam kerja teliti, rapi, dan produksi efisien membuat mereka menjadi pilihan utama untuk bagian produksi kretek. Pada tahun 1990-1995, industri kretek mengalami kejayaan dalam pesanan ekspor, memberikan dampak positif pada upah buruh.

Namun, tantangan muncul seiring kebijakan yang mengatur produksi dan peredaran kretek. Pada tahun 1997, krisis moneter mengguncang, menyebabkan beberapa perusahaan kretek kecil gulung tikar. Perjuangan buruh perempuan menjadi lebih kompleks dengan aturan yang memengaruhi kelangsungan industri.

Industri kretek di Kudus mengalami perkembangan pesat, terutama dalam produksi Sigaret Kretek Tangan (SKT). Perekrutan masif buruh perempuan dilakukan, mengingat kebutuhan ketelitian dalam produksi SKT. Namun, kebijakan industri hasil tembakau (IHT) menjadi ancaman, menimbulkan ketidakpastian bagi nasib industri dan buruh perempuan.

Kondisi ini menggiring perempuan ke peran ganda, menciptakan ketegangan antara pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. Pengorbanan perempuan dalam menjaga ekonomi keluarga patut diakui, meskipun ketidakpastian pekerjaan selalu mengintai.

Dalam menganalisis peristiwa sejarah, penelitian mengusung teori dan konsep dari ilmu sosial. Penerapan ilmu sosial lainnya memainkan peran kunci dalam menjelaskan keterkaitan faktor sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lain yang terlibat dalam peristiwa sejarah. Penelitian berjudul "Perempuan pada Industri Sigaret Kretek Tangan (SKT) di Kudus" memiliki tujuan menguraikan pergeseran peran perempuan seiring dengan perkembangan industri kretek di daerah tersebut.

Industri, pada hakikatnya, adalah fenomena kompleks yang melibatkan teknologi, ekologi, dan budaya. Industri bukan sekadar kegiatan produktif, tetapi juga mencakup pengolahan bahan dasar menjadi barang bernilai. Konsep ini menunjukkan bahwa industri bukan hanya melibatkan unsur fisik seperti kondisi, peralatan, bahan baku, dan sumber energi, tetapi juga unsur perilaku manusia seperti tenaga kerja, ketrampilan, tradisi, komunikasi, keadaan pasar, dan politik.

Pudjiwati Sajogyo menjelaskan bahwa kehadiran industri membawa perubahan dalam masyarakat, terutama dalam interaksi antara pola budaya industri dan budaya lokal. Renner menyoroti enam faktor yang mempengaruhi kegiatan produksi, termasuk tenaga kerja, bahan baku, pasar, kekuasaan, modal, dan angkutan. Faktor-faktor ini saling terkait dan memengaruhi hasil perusahaan.

Pembahasan mengenai peran perempuan dalam industri kretek, seperti yang diuraikan dalam penelitian, mencerminkan pergeseran dinamis dalam status dan peran perempuan. Irwan Abdullah menekankan bahwa perempuan pabrikan merupakan hasil pergeseran status perempuan, meskipun terbatas oleh pengalaman dan faktor ideologis yang kadang-kadang menyebabkan eksploitasi.

Penggunaan konsep gender juga menjadi relevan dalam konteks industri kretek. Konsep ini melibatkan pembagian kerja dan peran berdasarkan jenis kelamin. Pergeseran peran perempuan dari ranah domestik ke publik mencerminkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan, terutama dalam upaya meningkatkan ekonomi keluarga.

Dalam konteks, perempuan pekerja industri kretek, menandakan terjadinya pergeseran peran perempuan. Industri kretek memberdayakan perempuan sebagai tenaga kerja, mengubah dinamika peran perempuan dari ranah domestik ke publik. Fenomena ini juga mencerminkan strategi adaptasi perempuan terhadap kondisi ekonomi yang mengharuskan mereka ikut berperan dalam mendukung kehidupan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun