Oh… betapa sebenarnya Jakarta juga bisa seperti itu. Dan sebenarnya, memang bisa asalkan punya kemauan untuk memperbaiki.
Usai menonton pertunjukan yang mengharukan saya, kami lantas turun kembali ke lantai satu, dan menuju ruang pameran hasil kerajinan. Beberapa orang di ruang pmarena pun terlihat tengah menuntaskan hasil karya mereka, yaitu membuat miniatur-miniatur dari kayu.
Di ruang pameran juga telah dipajang beberapa hasil kerajinan tangan dari kayu, salah satunya adalah lukisan. Tak ketinggalan, mereka juga menjual souvenir yang terbuat dari kayu, seperti pembatas buku. Bagus, dan harganya kalau tidak salah ingat adalah sekitar RM10.
Puas berada di KL City Gallery, kami melanjutkan petualangan ke bangunan di sebelahnya, yaitu Perpustakaan Kuala Lumpur. Ini bukan perpustakaan nasional, jadi memang tidak memiliki ukuran bangunan yang besar.
Tidak banyak yang berbeda dari perpustakaan ini dengan perpustakaan daerah di Jakarta. Akan tetapi, saya sedikit kagum ketika habis membaca, ternyata buku yang habis kita baca tidak perlu dikembalikan sendiri ke tempatnya semula. Cukup dengan ditaruh saja di troli petugas, untuk selanjutnya petugas perpustakaan-lah yang mengembalikan buku-buku itu ke tempat semula. OMG… enak sekaliii.
Puas sedikit membaca hasil karya tulis orang-orang negeri jiran itu, kami pun berencana untuk ke IKEA! Yeah…
Bersambung….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H