Oleh karena itu, misi pendidikan nasional yang dijabarkan dalam strategi dan kurikulum sebagai bagian dari sistem pendidikan, sejalan dengan tuntutan pembangunan nasional. Mengutip pendapatnya HAR Tilaar, secara implisit pembangunan tidak hanya tentang tujuan dan target pembangunan itu sendiri tetapi secara substansi pembangunan dilakukan untuk memperbaiki taraf hidup manusia. Strategi dan sistem yang terbuka dalam dunia pendidikan seperti disebutkan di atas, secara langsung memfasilitasi semua pihak yang terlibat untuk berpartispasi menghadapi berbagai macam tuntutan seperti dunia kerja. Sebagai wahana manusia untuk memperbaiki taraf hidup, dunia kerja erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengembangkan sistem pendidikan yang sejalan dengan dunia kerja, tidak lantas menjadikan keduanya seirama. Faktanya, masih terjadi kesenjangan antar keduanya. Lalu bagaimana menyelaraskan keduanya ?
Kondisi Dunia Pendidikan dan Ketenagakerjaan
Relevansi antara dunia pendidikan dan dunia kerja harus ditingkatkan karena tuntutan zaman yang semakin berkembang. Sebagaimana penulis ungkap dalam tulisan awal, kondisi dunia kerja menuntut kebutuhan akan skill yang terbaik, kreativitas dan inovasi, serta efisiensi dan produktivitas tenaga kerja. Kebutuhan tersebut bukan berarti tujuan pendidikan kita harus merujuk pada permintaan pasar. Tetapi sesuai dengan misi pendidikan nasional bahwa profesionalitas dari lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan-lulusan harus mengacu pada standar nasional dan global. Keselarasan tersebut timbul tatkala adanya sinergitas yang terjaga antar keduanya.
Sinergi keduanya muncul tatkala masing-masing berperan sesuai dengan tupoksinya. Tugas utama dunia pendidikan yaitu mengembangkan potensi warga negara untuk memiliki kepribadian dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga dengan itu, dunia pendidikan bukanlah mesin cetak yang siap memasok para lulusannya sesuai dengan keinginan lapangan kerja. Dalam buku berjudul Pengembangan sumber daya manusia dalam era globalisasi, HAR Tilaar berpendapat dunia pendidikan meletakkan dasar-dasar dan karakteristik seorang tenaga kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat modern. Namun demikian ujarnya, dunia pendidikan harus bertanggung jawab terhadap ketertinggalannya menyiapkan tenaga kerja yang diperlukan. Hal ini berimplikasi dunia pendidikan harus merespon dengan cepat terhadap perubahan ataupun tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun perkembangan dunia kerja yang semakin dinamis.
Tilaar (1997) mengungkapkan beberapa masalah yang harus dihadapi dalam pendidikan nasional dalam hubungannya dengan ketenagakerjaan yaitu sebagai berikut :
1. Kemampuan Intelektual
Kurikulum pendidikan nasional harus bisa mengantisipasi tuntutan global sehingga sifatnya harus “outward bound” tidak lagi “inward bound”. Dengan demikian kemampuan intelektual manusia Indonesia akan mempunyai daya saing tinggi, tidak hanya menguasai pasar domestik namun juga regional dan global. Namun demikian kemampuan intelektual harus diimbangi dengan kemampuan moral.
2. Pemberdayaan Rakyat
Transformasi peranan pemerintah di era global akan terjadi, di mana desentralisasi penyelenggaraan pendidikan tidak hanya menjadi wewenang pemerintah tetapi pihak swasta pun akan turut berpartisipasi. Disinilah letak pemberdayaan rakyat, tidak terkecuali misalnya partisipasi dari pihak swasta/industri dalam kaitannya sebagai penyumbang saham pendidikan. Namun demikian privatisasi bukan berarti menghilangkan peran pemerintah dalam tanggung jawabnya sebagai penyelenggara utama pendidikan di Indonesia.
3. Perubahan Dunia
Tilaar mengutip UNESCO tentang empat pilar pendidikan abad 21 yaitu learning to think, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Pada saat ini, kondisi pendidikan di Indonesia masih pada tahap learning to think. Padahal semestinya, tantangan seperti yang terdapat di dunia kerja menuntut sistem pendidikan masuk dalam tahap selanjutnya.
Pendidikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional harus mampu beradaptasi dengan tuntutan dunia kerja. Hal ini disadari atau tidak menuntut partisipasi aktif dari semua elemen bangsa. Sebagai penutup, poin penting yang penulis garisbawahi adalah pelibatan masyarakat, konsep academic-business links dan lembaga pendidikan sebagai partner in progress. Ketiganya diharapkan mampu menyelaraskan hubungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja
1. Pelibatan Masyarakat