Mohon tunggu...
Ramid Masyutie
Ramid Masyutie Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

Menulis ....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaknai Isra Miraj untuk Memperkuat Iman

11 Maret 2021   12:04 Diperbarui: 11 Maret 2021   12:14 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Masjidil Haram waktu pandemi /Saudi Press Agency - Sumber: Reuters.com


Memaknai perjalanan Israq dan Miraj Nabi kita Muhammad SAW untuk  kita umat  Islam adalah sangat penting untuk kita lebih taqwa dan mengingat kebesarannya.

Diwaktu kecil saya sangat suka mendengar cerita tentang Isra' Miraj'selalu mendatangkan kagum dan mengikuti dengan seksama ketika penceramah berkisah.

Menurut saya peristiwa isra miraj adalah sebuah perjalanan yang sangat indah oleh Nabi  kita dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem dan kemudian ke Sidratul Muntaha. 

Al-Aqsa artinya panjang atau  jauh, tempat suci yang jauh dari Mekah. Perjalanan antara Mekah dan Yerusalem memakan waktu berbulan bulan pada waktu itu.

Namun dengan kuasa Allah, kendaraan buraq yang kecepatannya disebut sama dengan kecepatan cahaya, Nabi dapat kesana dalam waktu sebentar.

Ada dua arti dari Isra Miraj . Isra merupakan kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Yerussalem.

Sedangkan Miraj sendiri dapat diartikan perjalanan Nabi dari bumi naik ke langit ketujuh atau ke Sidratul Muntaha.

Dalam Al-Quran disebutkan, 


"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkati sekelilingnya agar Kami perlihatkan sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sungguh Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Melihat ayat tersebut, bisa kita artikan,   Allah menunjukkan sebagian dari tanda-tanda-Nya kepada hamba-Nya ( Nabi) melihat dengan matanya sendiri tanda-tanda besar Tuhannya.

Nabi  mengalami peristiwa besar Isra dan Miraj pada hari Senin, malam tanggal 26 hingga 27 Rajab tahun 621 M.

Nabi mendapat kesempatan untuk melihat ruang tanpa batas, langit, surga dan neraka, yang tidak pernah dilihat manusia.

Mengapa perjalanan ke "Sidratul Muntaha" tidak langsung dimulai dari Masjid Haram di Mekah, tetapi melewati Baitul Maqdis lebih dahulu?

Tuhan mungkin menunjukan kepada kita betapa berartinya Masjidil Aqsa bagi umat manusia,   sebagai mengikuti jejak para nabi Ibrahim, Ismail, Ishak Yakub dan Isa yang mulai menyampaikan firman Tuhan kepada umat manusia di bumi palestina.

Masjidil Aqsa adalah ikatan masa lalu dan sekarang.

Jadi tidak ada alasan masjid dan tempat ini dikuasai Israel dan Jerusalem menjadi ibukotanya. 


Diriwayatkan dalam hadits shahih bahwa Rasulullah SAW dan shalat dua rakaat di Masjid Al-Aqsa.

Isra dan mikraj terjadi pada tahun kesepuluh kenabian, yang disebut "tahun sedih" dalam sejarah Islam, di mana putra tertua Nabi, Qasim, meninggal.

Bsgaimana disebut tahun sedih ? Pelindung dan saudara tercintanya Abu Thalib dan istri tercintanya Gadizah baru saja meninggal.

Umat Islam menderita akibat kekerasan dan penderitaan oleh  orang-orang kafir.

Cerita bagaimana perjalanan nabi tentu kita semua sudah hapal.Dari bertemu dengan para nabi sebelumnya, perjalanan yang dipandu oleh Jibril , melihat surga dan neraka dan makna yang kita terima sebagai manusia yang beriman.

Dari Israk dan Miraj ini Tuhan Yang Maha Esa berbicara untuk mewajibkan kita Shalat lima waktu sehari semalam

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun