Mohon tunggu...
Ismail Ramadhani
Ismail Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Holding onto my life

Akun ini berdiri semenjak kursi ditiadakan :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Insecure, Balok Pertama "Domino Effect" Pada Produktivitas

29 September 2021   21:29 Diperbarui: 2 Oktober 2021   01:47 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tragedi beruntun ini beken disapa dengan efek domino. Disadur dari Kamus Merriam-Webster, efek domino diartikan sebagai kumpulan tragedi yang terakumulatif dari sebuah tragedi yang lebih dahulu memulai rangkaian kumulatif tersebut secara serupa. 

Demikian dapat disimpulkan bahwa, pelatuk domio yang memulai eksistensi FOMO salah satunya yang berperan secara besar ialah insecurities, perasaan tidak terlindungi dan absensi dari kepuasan akan kebutuhan psikologis dasar.

Tetapi, apakah buah tangan dari insecure berhenti pada perilaku FOMO saja? Apakah ada runtutan lain yang disebabkan oleh tarikan benangnya? Dalam dunia produktivitas, runtutan ini tidak sesederhana berhenti pada perilaku FOMO saja. 

Pada studi lanjutan yang dilakukan oleh Universitas Temple oleh Anna J dan kawan-kawan disebutkan bahwa FOMO lebih lanjut dapat memberikan efek negatif pada tiga aspek kehidupan : kepuasan sehari-hari, akademik, dan pekerjaan.

Disebutkan dalam penelitian di tahun 2016 tersebut bahwa, FOMO dapat menurukan kepuasan hidup terutama pada umur 30 tahun (umur produktif) dan berpotensi menyebabkan gangguan kecemasan sosial. 

Sedangkan pada aspek akademik, FOMO berkaitan erat dengan hilangnya motivasi dan kompetensi dalam mencapai target si pelaku (underachiever). 

Sedang untuk depresi, sulitnya beradaptasi dalam lingkungan kerja, dan PHK (pemutusan hubungan kerja) ditemukan pada ranah pekerjaan yang sering diasosiasikan dengan pendapatan pelaku yang rendah (Anna J. dan kawan-kawan, 2016).

Secara umum dapat dikatakan bahwa insecure yang menyebabkan FOMO dapat kemudian memberikan efek secara berkala pada kepuasan atau kegembiraan secara menyeluruh (Przybylski dan kawan-kawan, 2013). 

Serta rasa kesepian (Burke, Marlow, & Lento, 2010 dalam Przybylski dan kawan-kawan, 2013) dan bosan yang kemudian akan diusahakan untuk dihilangkan melalui interaksi sosial media (Lampe , Ellison, & Steinfield, 2007 dalam Przybylski dan kawan-kawan, 2013 ).

Meninjau dari efek domino yang ditimbulkan, tentunya hal tersebut akan memengaruhi produktivitas seseorang, baik mereka yang sedang dalam masa transisi (adaptasi) ataupun yang sudah berkecimpung lama. 

Meskipun begitu, mereka yang dalam masa transisi cenderung jauh lebih rentan terpapar fenomena dan gangguang yang telah disebutkan sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun