Mohon tunggu...
Ramdhan Nur Riski
Ramdhan Nur Riski Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

haloo nama saya ramdhan nur riski, saya sangat senang mencoba hal-hal baru, contohnya menulis artikel di kompasiana ini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyiaran TV Digital sebagai Terobosan dalam Era Digital

6 Agustus 2022   00:36 Diperbarui: 6 Agustus 2022   00:40 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://teknologi.bisnis.com/read/20210306/101/1364612/ini-cara-mendapatkan-siaran-tv-digital-di-rumah

1. TV Digital memiliki rekam jejak penyiaran dengan kualitas gambar dan kualitas yang jauh lebih baik daripada output yang dihasilkan oleh TV analog. DVD yang  format programnya 16:9 (seperti film layar lebar/35 mm). Suara mencapai kualitas stereo CD dan bahkan suara surround / kualitas bioskop Dolby Digital TM

2. Siaran TV Digital Gratis, tidak berbayar sama sekali, masyarakat hanya perlu membeli perangkat baru yaitu Set Top Box (STB), fungsi dari perangkat STB tersebut untuk mentransfer sinyal digital menjadi gambar dan suara pada TV. Cara merekam siaran TV digital adalah dengan memiliki set-top box (STB) atau mengganti TV Anda dengan smart TV. STB adalah penerima televisi terestrial digital  yang menggunakan frekuensi VHF/UHF. Mirip dengan siaran analog,  tetapi dalam format konten digital. Semua CRT TV  atau TV LED  yang receivernya masih analog dapat menggunakan top box set ni. Perangkat ini sudah tersedia di toko modern dan toko online. Teknologi  STB digital adalah fungsi EWS (Early Warning System). Ini adalah salah  satu fitur, sistem peringatan dini jika terjadi bencana di  lingkungan kita. Kedua, memiliki fungsi Timeshift dan PVR. Dengan fungsi time-shift, Anda dapat menjeda/menjeda program TV seperti memutar video, dan Anda dapat merekam acara favorit Anda dengan fungsi PVR ini. Fitur kontrol orang tua memberikan kemampuan untuk memblokir program yang  tidak cocok untuk ditonton oleh anak di bawah umur. Selain itu, ada fitur Loop Out yang memungkinkan untuk  menonton siaran digital dan analog secara bersamaan.

3. Televisi digital memiliki layanan interaktif dan jadwal program yang telah dan sedang disiarkan (panduan program elektronik).

Masyarakat juga akan mendapat manfaat dari lebih banyak pilihan program siaran TV. Karena, setiap frekuensi TV analog bisa memuat 6-12 siaran TV digital. Komisi Penyiaran Indonesia. (KPI) mencatat, hingga saat ini, sudah ada 40 TV (lembaga penyiaran) yang sudah mendapatkan izin bersiaran. Kemenkominfo juga telah melakukan survei bahwa sebagian besar masyarakat sudah terinformasikan ASO dan bersedia pindah ke siaran TV digital. Artinya, masyarakat bersedia mengadakan secara mandiri perangkat TV, atau STB-nya.

   Keunggulan lainnya adalah penyampaian siaran televisi yang berkualitas tinggi. Lebih stabil dan tahan terhadap interferensi, menghasilkan gambar yang lebih bersih, audio yang lebih jernih, membuka peluang munculnya saluran dan program baru, menjadikan televisi lebih beragam, berpotensi 232.000 menambah lapangan kerja baru bagi

E. Dampak Dari TV Digital

 Ada banyak dampak Positif dari Beralih ke siaran televisi digital, antara lain:

- Kualitas gambar yang lebih halus dan tajam

- Mengurangi efek kebisingan

- Pemulihan mudah di penerima menggunakan kode koreksi kesalahan yang mirip dengan   - Mengurangi efek Doppler saat menerima siaran TV saat bergerak (mobil, bus,  kereta api, dll.). Penggunaan TV digital setara dengan TV analog

   Selain dampak positif, ada banyak juga dampak negatif yang harus diawasi, baik dari segi peralatan maupun konten. Jika saluran TV digital ini diberikan secara sewenang-wenang kepada pendatang baru, operator TV terestrial digital  harus membangun infrastruktur mereka sendiri  dari awal, ditambah penyedia TV analog yang ada seperti TVRI, Lima penyedia TV swasta yang ada dan lima penyedia TV baru di masa mendatang beralih ke TV digital akan ditutup karena saluran frekuensinya telah kedaluwarsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun