Nabi-nabi palsu tersebut melakukan dakwah seperti Nabi Muhammad akan tetapi isi ajakan mereka tidak sesuai dengan ajaran islam, sehingga bagi kaum muslim yang kurang imannya akan tergoda dan akan mengikuti ajaran nabi-nabi palsu tersebut.Â
Ajakan yang ditawarkan seperti membolehkan untuk mengurangi sholat lima waktu, berjudi, mabok, berzina, menghapuskan puasa bulan ramadhan, mentiadakan batasan perkawinan dan mengubah sistem pembayaran zakat menjadi sukarela. Hal ini membuat Abu bakar tidak diam untuk memberantas kedzaliman yang terjadi dikalangan umat islam.Â
Keputusan yang diambil Abu Bakar pertama membentuk sebelas pasukan dan setiap pasukan dipimimpin oleh seorang panglima perang tangguh yang membawa pengumuman. Setiap pasukan dikirmkan kepada suku-suku Arab yang terlibat dalam kedzaliman ini.[5]
Diplomasi surat pun terjadi yaitu sebelum Abu Bakar memutuskan untuk mengirimkan sebelas pasukannya. Beilau mengirimkan surat kepada suku-suku yang menyeleweng tersebut.Â
Inti dari suratnya yaitu ada kesamaran-kesamaran pemikiran yang melenceng dalam pemikiran ajaran islam mereka, jadi bagi mereka yang melenceng diseru untuk kembali kepada jalan ajaran islam yang benar.Â
Tidak hanya pengingat dan seruan tetapi konsekuensi pun dijabarkan dalam surat itu, ketika mereka masih dalam kesesatan itu maka akan ada akibatnya.[6] Sehingga peperangan terjadi untuk suku-suku yang tidak mengikuti seruan Abu Bakar, perang ini disebut perang Riddah.[7] Perang ini ditujukan kepada kaum muslim yang enggan membayar zakat.Â
Kemudian setelah memerangi kaum muslim yang tidak mau membayar zakat dan setelah terkumpul kembali kekuatan pasukan militernya. Abu Bakar memerintahkan pasukannya yang dibawah panglima Khalid bin Walid untuk memerangi nabi-nabi palsu.Â
Baca juga : Kemajuan Politik Islam pada Masa Kepemimpinan Abu Bakar
Musailamah dan para pengikutnya merupakan tujuan pertama yang diberantas yaitu dengan cara mengepungnya beberapa hari, dan pada akhirnya Musailamah terbunuh. Dia terbunuh ditangan Wahsyi, seorang budak yang berkulit hitam dan pembunuh Hamzah paman Nabi pada saat masih musyrik.Â
Adapun Al-Aswad telah terbunuh sebelumnya.[3] Setelah terbunuhnya nabi-nabi palsu dan tertumpas suku-suku atau golongan yang tidak mau membayar zakat maka konflik antar umat islam dibawah kepemimpinan atau kekhalifahan Abu Bakat bisa dikendalikan.Â
Karena sisa-sisa kemurtadan telah ditumpas habis oleh Khalid bin Walid bersama pasukannya. Meskipun banyak para sahabat yang gugur dalam aksi militer tersebut akan tetapi kejayaan islam masih terjaga.