Mohon tunggu...
Sindi Maulana
Sindi Maulana Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

Teruslah berlari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistem Politik dan Pemerintahan Islam di Bawah Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar

22 Oktober 2019   07:30 Diperbarui: 23 Juni 2021   07:18 4436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca juga: Belajar dari Isra Mikraj, Belajar Meraih Keimanan yang Kuat dari Abu Bakar

1.Untuk memerangi kaum Romawi Abu Bakar mengirim pasukan dibawah pimpinan Usamah bin Zaid sebagai realasi yang di rencanakan Rosululloh yang belum terlaksanakan. Sebenarnya kebijakan Abu Bakar ini dikalangan para sahabat kurang disetujui. Para sahabat beranggapan bahwa masalah didalam negeri belum terselesaikan, karena pada saa itu muncul gejala kemunafikan dan kemurtadan yang merambah di masyrakat umat islam. 

Tetapi Abu Bakar tidak terlalu mendengarkan perkataan tersebut, Abu Bakar tetap mengirim pasukan ke Romawi karena menurutnya itu merupakan perintah Nabi SAW. Pengiriman pasukan Usamah ke Romawi di bumi syam merupakan langkah politik yang sangat strategis dan memberikan dampak positif untuk langkah pertama pemerintahaan dibawah kepemimpinan khalifah Abu Bakar. 

Meskipun keadaan isalm tegang setelah wafatnya Nabi SAW akan tetapi muncul interperensi di pihak lawan, sehingga para pemberontak yang ingin menyerang islam menjadi gentar, disamping itu juga dapat mengalihkan perhatian umat islam dari perselisihan yang intern (Abari Syauqi, 2016, pp. 13-15).

2.Memerangi kemunafikan dan kemurtadan yang timbul setelah wafatnya Nabi SAW. Ada dua macam ornag yang melakukan murtad, yaitu:

*Mereka uang mengaku dirinya Nabi dan pengikutnya, yang termasuk yang di dalamnya orang yang meninggalkan sholat, zakat dan kembali melakukan kebiasaan jahiliyah.

*Mereka yang membedakan sholat dan zakat, tidak mau mengakui kewajiban zakat

3.Sistem pemerintahan berdasarkan musyawarah. Ketika terjadi suatu permasalah Abu Bakar tidak menemukannya di Al-Quran dan tidak melihat permasalahan ketika masa Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar tidak langsung memutuskan oleh sepihak akan tetapi memanggil parasahabat dan tokoh-tokoh yang terbaik untuk membahas, mediskusikan dan diminta pendapatnya kemdian disimpulkan sehingga menjadi suatu kputusan dan peraturan.

4.Amanat Baitul Mal, dalam hal ini tidak ada interpernsi oleh siapapun, karena Baitul Mal merupakan amanat dari Alla SWT dan millik semua umat islam.

5.Konsep pemerintahan Abu Bakar telah beliau jelaskan sendiri pada rakyatnya. Dalam pidato Abu Bakar mengatkan: "wahai manusia! Aku telah diangkat untuk mengendalikan urusan mu, padahal aku bukan orang yang terbaik diantara kamu. Maka jika aku dapat menunaikan kewajibanku denga baik, maka bantulah (ikutilah) aku, tetapi jika aku salah luruskanlah! Orang yang kamu anggap kuat, aku pandang lemah sampai aku dapat mengambil hak daripadanya. Sedangkan orang lamu lihat lemah, aku pandang kuat sampai aku dapat mengembalikan hak kepadanya. Maka hendaknya kalian taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rosul-Nya, namun ketika aku tidak dapat taat maka kamu tidak perlu menaatiku.

6.Kukuasaan undang-undang, Anu Bakar tidak pernah menepatkan diri beliau diatas undang-undang, dan beliau tidak memeberikan kukuasaan anak sodaranya diatas undang-undang. Mereka semua dipandang sama dipandangan undang-undang seperti rakyat yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun