"Gan...tolong...Gan!" Perasaan Dhani makin tak karuan. Nafasnya naik turun. Ludahnya berulang kali terteguk tak sadar. Dalam hidupnya lebih dari lima kali dia menghabiskan hidup seseorang dengan cara meracun. Hingga kematian bukan hal yang terlalu asing dalam hidupnya. Kecuali dengan kematiannya sendiri.
Pistol sudah benar-benar di arahkan pada jidat Dhani, pelatuk sudah ditarik, takdir telah siaga turun. "Bersiaplah, Dhan..!"
"Gaaan..."
Pelatuk dilepas. DOR!
Dhani rubuh. Juragan Aris tertawa-tawa.
****
"Tepatnya dimana?"
"Saya kurang tau, Pak! Tapi saya yakin ini jalan menuju Cibeusi. Setelah warung makan ada turunan tajam, di tikungan pertama Bapak akan melihat mobil box diparkir. Saya sudah ada di sana, mengikutinya pakai motor. Bapak tahu kan tempatnya?"
"Dekat situ ada palang jalan yang hancur, kan?"
"Iya benar, Pak!"
"Baik, kami akan segera kesana. Berhati-hatilah, Bu! Ibu tak kan tahu apa yang diperbuat lelaki itu jika mendapati ibu."