Mohon tunggu...
Ramdan Hamdani
Ramdan Hamdani Mohon Tunggu... Guru, Penulis -

Nama Lengkap : Ramdan Hamdani, S.Pd\r\nPekerjaan : Praktisi Pendidikan dan Pemerhati Masalah Sosial,\r\nBlog : www.lenteraguru.com\r\nNo Kontak : 085220551655

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tips Agar Tulisan Dimuat di Media Cetak

9 Oktober 2017   10:43 Diperbarui: 9 Oktober 2017   11:04 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian orang, menulis di media cetak merupakan suatu  hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Padahal kenyataannya tidaklah  demikian. Setiap orang pada dasarnya memiliki kemampuan untuk menulis.  Yang dibutuhkan hanyalah kemauan dan konsistensi dalam melaksanakan  aktivitas menulis.

 Berawal  dari kegundahan saya ketika melihat banyaknya aspek dalam dunia  pendidikan kita yang harus segera diperbaiki, saya pun mencoba  menuliskan unek-unek saya dalam sebuah blog gratisan yang dulu saya  buat. Tulisan tersebut kemudian saya bagikan di media sosial. Tak  disangka, banyak juga orang lain yang berpendapat sama dan sama sama  merasakan apa yang saya rasakan, meskipun ada juga yang tidak  sependapat. Akan tetapi, tulisan saya tersebut setidaknya mampu  merangsang orang lain untuk mengomentari tulisan saya.

 Beberapa  hari kemudian saya pun mencoba membuat tulisan lain dengan tema yang  berbeda. Seperti biasa tulisan tersebut saya bagikan juga di media  sosial. Berbagai komentar pun mulai berdatangan baik yang pro maupun  yang kontra. Namun ada satu komentar dari seseorang yang membuat saya  ketagihan untuk menulis di media cetak hingga saat ini. Orang yang  berkomentar tersebut menganjurkan saya agar mengirimkan tulisan tersebut  ke salah satu media cetak. Setelah itu saya pun mencoba mengikuti saran  tersebut.

 Ternyata tulisan yang saya  kirim tersebut tidak dimuat oleh media cetak yang dimaksud. Namun  demikian saya pun tidak kecewa, toh tujuan saya menulis juga bukan untuk  itu melainkan untuk mengeluarkan ide dan unek-unek saya, kali aja ada  yang nyambung. Meskipun begitu saya pun tetap mencoba mengirimkan  tulisan ke media cetak tersebut hingga sebelas kali sampai datanglah  waktu yang membuat hidup saya berubah 180 derajat.

 Suatu  sore sepulang dari aktivitas mengajar di sekolah, saya menerima pesan  singkat dari istri tercinta yang juga sama-sama selesai mengajar bahwa  dia melihat foto saya ada di Koran. Saya pun hampir tidak percaya  mendengarnya karena satu-satunya wajah saya muncul di Koran adalah  sewaktu melakukan aksi demonstasi di jalan saat saya masih mahasiswa.  Saya pun meminta istri untuk kembali melihat foto tersebut dengan  sebaik-baiknya beserta keterangan yang ada didalamnya.

 Sungguh  diluar dugaan, ternyata itu adalah tulisan ke sebelas yang saya kirim  dua minggu sebelumnya. Sejak saat itu saya pun semakin bergairah untuk  menulis, bukan karena honor yang bisa saya terima dari media cetak,  melainkan rasa bangga karena bisa berbagi ide atau pikiran dengan orang  banyak khususnya yang berprofesi guru seperti saya.

 Sejak  saat itu pula saya mencoba mengirimkan tulisan ke berbagai media cetak  yang berbeda, baik itu media cetak nasional maupun lokal seperti surat  kabar Republika, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Galamedia, Pasundan Ekspress, Tribun Jabar dan Siap Belajar. Hasilnya, tulisan -- tulisan saya pun mulai menghiasi media cetak  tersebut. Apresiasi dari rekan kerja, kepala sekolah sampai dari mertua  pun berdatangan, meski tidak sedikit pula yang meragukan karena tampang  saya yang tidak meyakinkan untuk menjadi penulis. 

Rekan sekerja saya  hanya tahu bahwa hobi saya adalah memancing sepulang dari sekolah  sehingga tidak mungkin mampu membuat tulisan di media cetak. Selain itu  kebiasaan saya minum kopi di ruang guru setiap kali saya datang ke  sekolah, membuat mereka menyangka kepala saya terlalu keruh untuk  berpikir jernih dalam membuat sebuah tulisan yang berbobot.

Adapun beberapa tips untuk membuat tulisan di media cetak anatara lain.

 1.Niat

Niat  membuat tulisan sangat penting dalam menjaga konsistensi menulis. Oleh  karena itu niatkan membuat tulisan untuk berbagi dan bersilaturrahim,  bukan karena hal-hal lain. Tanpa adanya niat yang tulus, kebiasaan  menulis pun akan berhenti di tengah jalan.

 2.Pantang Menyerah

 Saat  tulisan yang anda kirimkan tidak dimuat oleh media cetak, janganlah  berputus asa. Cobalah baca kembali apakah tulisan anda sesuai dengan  fenomena yang sedang hangat sat ini, apakah ejaannnya benar, apakah  data-datanya valid ? jika tidak cobalah perbaiki lagi kemudian krimkan  kembali. Saya sendiri punya pengalaman saat tulisan saya tidak dimuat di  salah satu media cetak, maka saya coba perbaiki dan kemudian dikirim ke  media cetak yang lain dan ternyata dimuat. Bahkan, beberapa tulisan  yang tidak dimuat di media cetak sebelumnya, saya kirim ke media cetak  yang lain tanpa adanya perbaikan dan hasilnya tetap dimuat.

 3.Pahami Karakteristik Media Cetak

Setiap  media cetak tentunya memiliki karakter yang berbeda-beda. Misalnya saja  media Cetak A lebih menyukai tulisan yang tema, judul maupun isinya  "menggigit", mengandung konflik maupun polemik. Sedangkan media cetak B  lebih menyukai tulisan yang penyampaiannya datar, bersifat solutif dan  menjauhi konflik atau polemik. Selain itu hal lain yang harus  diperhatikan adalah jumlah kata dari tulisan yang kita buat. Panjang  atau pendeknyanya tulisan memang bukan satu-satunya faktor yang  menentukan diterima atau tidaknya sebuah tulisan, akan tetapi cukup  berpengaruh terhadap dimuat atau tidaknya tulisan tersebut. Untuk  mengetahui jumlah kata yang harus dibuat, kita bisa melihat tulisan  oranglain yang pernah dimuat.

 4.Mendapatkan Ide Tulisan

 Ide  untuk mendapatkan tulisan sebenarnya bisa datang dari mana saja, bisa  dari Koran, televisi, internet maupun dari sumber-sumber lainnya. Namun  demikian tulisan akan lebih berbobot dan "berjiwa" apabila tulisan  tersebut menceritakan apa yang sedang kita alami. Misalnya saja dampak  rencana dihapuskannya sertifikasi bagi guru yang tidak memiliki ijazah  yang linier dengan mapel yang diajarkannya. Selain itu sering melakukan  diskusi dengan sejawat pun akan semakin menambah ide dalam membuat  tulisan.

5.Tulislah Tema Dikuasai atau Disukai 

Buatlah  tulisan tentang hal yang memang sesuai dengan latar belakang anda atau  tentang hobi yang anda sukai. Hal tersebut tentunya akan dijadikan  pertimbangan oleh pihak media cetak meskipun itu bukan satu-satunya  faktor yang menentukan dimuat atau tidak nya sebuah tulisan. Saya  sendiri menulis berbagai hal tentang dunia pendidikan karena profesi  saya adalah seorang guru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun