Mohon tunggu...
Rambang Basari
Rambang Basari Mohon Tunggu... Wiraswasta - 3B adalah kunci kesuksesan (Belajar, Berusaha dan Berdoa)

Bagi saya apapun yang di niati dengan awal baik, direncanakan dengan baik, dan dikerjakan dengan maksimal Insyallah hasilnya akan baik, jika gagal kembali lihat niat kita, perencanaan kita dan pelaksanaan kita.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyelamatkan Pendidikan Indonesia dari Dampak Corona Melalui Digitalisasi Sekolah

22 April 2020   15:14 Diperbarui: 8 Mei 2020   19:52 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Virus corona telah mempengaruhi semua sector di Indonesia, tidak hanya ekonomi, pariwisata, budaya, dan Kesehatan, namun juga Pendidikan. Saat ini para pelajar harus belajar mandiri di rumah dan kurang pengawasan dalam pengembangannya. 

Walaupun school from home ini hanya untuk waktu terbatas namun pertanyaanya adalah sampai kapan, dan bagaimana jika ada pandemic baru ataupun epidemi yang dapat menimbulkan permasalahan yang sama. 

Apakah kita harus mengorbankan masa depan generasi bangsa kita setiap ada epidemi atau pandemi, dengan tidak membekali mereka dengan ilmu dan arahan yang cukup, untuk persiapan mereka mengelola negara ini di masa depan.

Di era digital ini seharusnya kita tidak perlu lagi bingung, banyak alat atau media dalam memberikan Pendidikan tanpa tatap muka seperti zoom, google class, dan aplikasi video conference lainnya, numun apakah perkembangan anak-anak didik dapat diawasi secara maksimal, tentunya tidak. 

Selain aplikasi tatap muka ada juga beberapa aplikasi Pendidikan, namun pertanyaan baru akan timbul apakah semua anak di setiap daerah mendapat muatan Pendidikan yang sama, bagaimana dengan Pendidikan pendukung lainnya seperti Pendidikan agama, prakarya, budaya  dan lain-lain, serta bagaimana menjaga hubungan emosi dan komunikasi antara Guru, Anak DIdik, dan Orang Tua Murid. 

Selain itu semua permaslahan lain di Indonesia adalah apakah setiap anak punya perangkat elektronik, apakah setiap anak dapat memiliki kuota untuk mengikuti pembelajaran digital. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam tulisan ini saya ingin memberikan beberapa masukan kepada pemerintah, yaitu :

Pemerintah perlu menyediakan aplikasi atau system informasi Pendidikan berbasis website disetiap sekolah, dimana aplikasi tersebut dapat digunakan sebagai sarana proses belajar mengajar, proses peningkatan wawasan, proses ujian, proses penilaian, proses penyampaian informasi sekolah, proses pengawasan guru serta orang tua, dan proses komunikasi baik antara guru dan siswa, sekolah dan komite. 

Perbedaan aplikasi umum dan aplikasi mandiri, sekolah dapat menyesuaikan kapasitas server masing-masing sehingga tidak berat dan kepenuhan, hosting tidak tumpang tindih antar sekolah, selain itu interaksi antara sekolah dan siswa lebih private, setiap sekolah juga dapat membuat konfigurasi atau penyesuaian dengan kondisi sekolah masing-masing, mempemudah menghimpun data perkembangan anak, dan setiap sekolah memiliki domain sendiri. 

System informasi Pendidikan berbasis website walaupun lebih baik mandiri tidak saling terkait antar sekolah, namun baiknya dalam 1 model atau modul yang sama setidaknya dalam setiap daerah, sehingga akan lebih mudah dalam membuat integrasi sistem apabila pemerintah daerah dan pusat membuat Sistem Informasi Pengawasan Pendidikan. 

Biaya untuk membuat aplikasi system informasi Pendidikan berbasis website tergolong tidak mahal, sekitar 15 -- 25 juta rupiah per sekolah, dengan jumlah sekolah +/- 307.655 sekolah hanya dibutuhkan dana 4.6 -- 7,6 triliun rupiah, biaya yang tidak terlalu besar apabila dibandingkan anggaran Pendidikan 2019 yang sebesar Rp. 492.5 Triliun.

Beberapa mungkin menganggap bahwa biaya pengembangan aplikasi tidak mungkin serendah itu, melihat biaya pengembangan aplikasi yang ada selama ini, saya infokan bahwa biaya pengembangan dalam penulisan ini berdasarkan informasi yang telah saya konfirmasi langsung dengan perusahaan-perusahaan pengembang, walaupun mayoritas memberikan informasi harga hingga 10 -- 20 kali lipat dari harga tersebut, namun nyatanya ada sebagian kecil perusahaan yang telah berpengalaman dalam pengembangan aplikasi dan website (nama tidak dapat saya sebutkan dalam penulisan ini) menyanggupi biaya yang saya sampaikan.

Namun apabila tidak ada anggaran yang mencukupi, pemerintah juga dapat melakukan pengembangan secara bertahap, dengan mendahulukan daerah-daerah yang memiliki akses internet yang memadai, seperti daerah perkotaan, daerah kabupaten dengan potensi wisata biasanya juga sudah memilki akses internet yang memadai.

  • Penyediaan / Peminjaman Perangkat Elektronik Murah

Permasalahan kedua dalam pembelajaran secara digital adalah tidak adanya kesediaan perangkat elektronik, dalam hal ini pemerintah dapat mengikuti Langkah swedia atau Langkah negara berkembang lainnya yang menyediakan perangkat elektronik laptop atau tablet bagi siswa, tentunya agar tidak disalah gunakan dan biaya perangkat lebih murah perlu dilakukan pembatasan fungsi, dimana siswa tidak dapat menggunakan untuk bermain sosial media, atau bermain game. 

Berdasarkan informasi dari beberapa importir laptop dan tablet dari cina, harga laptop untuk siswa sekitar 1,2 juta -- 2 Juta rupiah, dengan jumlah siswa sd- sma sebanyak 45.5 juta maka hanya dibutuhkan biaya 54,6 -- 91 Triliun Rupiah. 

Memang biaya yang cukup besar namun apabila statusnya adalah pinjaman maka biaya sebesar ini hanya dibutuhkan sekali. Atau pemerintah dapat menyediakan secara bertahap, seperti Sekolah Dasar dahulu, karena pemanfaatannya lebih Panjang 6 tahun, baru bertahap ke SMP, dan SMA sederajat, atau bertahap sesuai pembautan aplikasi diatas dimulai dengan daerah perkotaan, dan

  • Penyediaan Kuota Internet

Kuota internet adalah salah satu permasalahan dalam pembelajaran online, namun dalam mengatasi permasalahan ini sebenarnya pemerintah dapat bekerjasamaa dengan operator seluler untuk menyediakan nomor dan internet khusus siswa yang terjangkau sampai dengan 20 - 30 ribu perbulan, dimana penggunaan kuota dibatasi hanya untuk browsing, dan aplikasi system Pendidikan, tidak dapat untuk sosial media, dan game. 

Melihat jumlah siswa di Indonesia yang mencapai 45.5 juta orang tentunya perusahaan seluler akan tertarik dan berlomba-lomba akan penawaran kerjasamaa pemerintah tersebut, oleh karena itu penyedia harus diseleksi perdaerah sesuai dengan kapasitas jaringan yang dimiliki perusahaan seluler di setiap daerahnya. Adanya anggaran BOS bagi siswa 800.000 -- 1.500.000 rupiah persiswa seharusnya biaya kuota  20 -- 30 ribu menjadi terjangkau bagi siswa.

Selain bermanfaat bagi siswa, program tersebut dapat juga mendorong perusahaan operator seluler untuk mengembangkan jaringan internet hingga ke pelosok negeri, sehingga jaringan internet dapat dimanfaatkan hingga ke pedesaan terdalam, yang tentunya kemudahan akses digital dapat mempercepat peningkatan perekonomian daerah karena dapat melakukan pemasaran tanpa batas, dan pencarian informasi dan wawasan dalam meningkatkan produktif menjadi lebih mudah.

Berikut beberapa solusi pemanfaatan teknologi digital dalam pendidikan yang dapat digunakan baik dalam masa corona, masa pendemi atau epidemi lainnya, maupun pada kegiatan belajar mengajar pada umumnya.

Selain sebagai alat bantu pada masa pendemi dan epidemi, pemanfaatan teknologi digital dalam proses belajar mengajar juga dapat membuat siswa Indonesia terbiasa menggunakan teknologi komputer, mengingat kebutuhan SDM teknologi informasi, dan pekerja berbasis computer dan internet akan semakin besar kedepannya, maka tentunya hal tersebut dapat mempersiapkan generasi muda Indonesia lebih berkompeten dalam menghadapi persaingan global nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun