Mohon tunggu...
Rama Yurandika
Rama Yurandika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Perkenalkan saya Rama Yurandika Pratama. Saya baru belajar menulis dan membuat artikel. Kritik dan saran yang membangun saya persilahkan. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Langkah Awal untuk Merdeka Keuangan

8 Desember 2024   16:45 Diperbarui: 8 Desember 2024   17:00 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya adalah Pengeluaran, ada 4 jenis pengeluaran, mari kita bahas satu-satu.

Pertama Pengeluaran Produktif merupakan segala pengeluaran yang membuat Aktif, Pasif, Portofolio Income kita naik secara konstan. Kedua adalah Pengeluaran Konsumtif merupakan segala pengeluaran anda, termasuk biaya karyawan, iphone baru, beli komputer, beli mobil yang tidak meningkatkan penghasilan kita, bahkan bisa mengurangi penghasilan kita.

Pengeluaran Konsumtif ada 3 macam. Pertama pengeluaran yang langsung hilang, langsung habis, contohnya; makan, minum, beli baju, liburan keluar negeri. Kedua pasif spending pengeluaran yang akan selalu berjalan (cicilan). Contohnya : biaya listrik, air, youtube premium, spotify premium, netflix, dan lain-lain. Ketiga yang paling bahaya adalah Invicible Spending, tanpa kita sadari pengeluaran yang datangnya dari penurunan nilai aset kita, contoh; inflasi, harga elektronik, mobil, hingga furniture yang kian tahun nilainya menurun.

 

Pengeluaran terkesan produktif ternyata konsumtif, segala pengeluaran seperti karyawan, mesin, komputer, kendaraan hingga biaya marketing yang tidak menghasilkan lebih dari biaya yang dikeluarkan (tidak efektif untuk pertumbuhan bisnis).

 

Pengeluaran terkesan konsumtif ternyata produktif. Pertama adalah belajar. Investasi terbaik yang bisa dilakukan adalah investasi pada dirimu sendiri. Semakin banyak kamu belajar, semakin banyak yang akan kamu hasilkan – Warren Buffet. Kedua adalah bergaul dengan orang yang lebih sukses untuk mendapatkan pengetahuan, networking, hingga permodalan. Ketiga adalah amal, kita memberikan beberapa rezeki harta kita dari apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita untuk kepentingan sosial.

 

Setelah memahami pendapatan (income) dan pengeluaran (spending) lebih dalam selanjutnya anda bisa memulai untuk berinvestasi. Langkah awal dalam berinvestasi adalah kenali profil resiko masing – masing. Profil resiko disini dibagi menjadi 3. Pertama adalah investor tipe konservatif merupakan investor yang paling anti terhadap risiko pengurangan modal investasi. Investor tipe ini cenderung memilih instrumen investasi yang sederhana, punya imbal hasil yang stabil, risiko rendah. Tipe konservatif cenderung banyak ditemui pada investor pemula yang masih baru belajar investasi. Instrumen investasi yang cocok untuk tipe ini adalah reksadana pasar uang, investasi emas dan investasi pada deposito. Risiko investasi di ketiga instrumen tersebut juga relatif rendah. Hanya saja, keuntungan yang ditawarkan pun juga rendah.

Kedua adalah investor tipe moderat adalah investor yang sudah berani ambil resiko asalkan risiko tersebut tidak signifikan. Biasanya investor tipe ini sudah memiliki rencana tentang apa yang dia lakukan dengan aset investasi miliknya dan mau belajar investasi lebih lanjut. Jika Anda adalah salah satu investor tipe ini, maka instrumen yang cocok untuk Anda adalah reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran. Kalaupun ingin berinvestasi di luar reksadana, anda bisa memilih saham yang harga per lembarnya rendah atau obligasi yang dirilis oleh pemerintah seperti ORI atau Sukuk Ritel. Instrumen-instrumen di atas menawarkan tingkat imbal hasil dan risiko yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana pasar uang maupun deposito. Selain itu, modal yang perlu dikeluarkan untuk membeli instrumen investasi di atas juga relatif tidak besar.

Ketiga adalah investor tipe agresif, investor jenis ini sangat menyukai risiko dan tidak masalah jika modal utama investasi yang mereka keluarkan berkurang. Mereka umumnya adalah investor berpengalaman yang sudah terbiasa mengamati perubahan harga instrumen investasi dan memiliki pengetahuan yang cukup terhadap hal-hal terkait investasi. Adapun instrumen investasi yang cocok untuk investor tipe ini adalah reksadana saham, saham yang memiliki harga per lembar tinggi atau fluktuasi tinggi, cryptocurrency dan lain-lain. Baik saham, cryptocurrency atau bahkan forex adalah instrumen yang menawarkan tingkat imbal hasil yang tinggi tapi juga memiliki risiko yang tinggi. Sebab, harga instrumen ini bisa berubah drastis hanya dalam hitungan hari atau bahkan jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun