KECERDASAN ORANG KAYA LAMA YANG WAJIB DIKETAHUI GEN Z
Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, memahami, dan menerapkan pengetahuan serta keterampilan. Mencakup berbagai aspek seperti pemecahan masalah, pemikiran kritis, kreativitas, serta kemampuan beradaptasi dengan situasi baru. Kecerdasan terbagi kebeberapa bentuk, termasuk kecerdasan emosional, sosial, dan analitis. Keuangan merupakan bidang yang berkaitan dengan pengelolaan dana dan aset, termasuk perencanaan, penganggaran, investasi, serta pengendalian biaya. Dalam konteks perusahaan, keuangan berfokus pada pengoptimalan sumber daya untuk mencapai tujuan bisnis dan meningkatkan nilai perusahaan. Di tingkat individu, keuangan mencakup pengelolaan pendapatan, pengeluaran, tabungan, dan investasi untuk mencapai keamanan keuagan.
Â
Sedangkan Kecerdasan Keuangan kemampuan untuk memahami dan mengelolah aspek-aspek keuangan pribadi atau bisnis dengan baik. Mencakup pengetahuan tentang perencanaan anggaran, pengelolaan utang, investasi, penghematan, dan perencanaan pensiun. Individu yang memiliki kecerdasan keuangan dapat membuat keputusan keuangan yang lebih baik, meminimalisir risiko, dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang dengan bijaksana.
Â
Dasar Kecerdasan keuangan sangatlah sederhana, kita harus tahu dua hal terkait Pendapatan (Income) dan Pengeluaran (Spending). Untuk zaman saat ini sangat di sayangkan ternyata banyak orang yang hanya mengetahui pendapatan adalah Aktif Income dari kita bekerja dan mendapatkan gaji saja. Sedangkan Income itu ada 3 jenisnya selain Aktif Income ada Pasif Income, dan Portofolio Income.
Â
Penasaran sama Aktif Income, Pasif Income, dan Portofolio Income itu apa? Yuk langsung simak pembahasan lebih lanjut biar makin luas pengetahuan kita.
Aktif Income merupakan segala pendapatan yang kita dapatkan jika kita bekerja dan berupa gaji. Biasanya dari pengetahuan kita hingga tenaga kita, contoh; pedagang, dokter, pegawa negeri, tukang bangunan dan lain-lain selama bekerja dan mendapatkan gaji itu adalah Aktif Income.
Kedua adalah Pasif Income, merupakan Income yang kita dapat tanpa kita bekerja. Bahkan ketika kita sedang tidur tetap mendapatkan uang. Pasif Income ada 4 macam. Pertama Paper Asset seperti; deposito, reksadana, saham, deviden, obligasi, hingga royalti. Kedua adalah Pasif Income Properti seperti menyewakan gedung hingga membagi keuntungan. Ketiga adalah Bisnis Autopilot, masih menjadi pro dan kontra dari Bisnis Autopilot ini karena terdapat kelebihan dan kekurangannya, untuk contoh adalah usaha laundry, rumah makan, minimarket, restoran dan lain-lain yang sekiranya bisa memberikan keuntungan walaupun kita tidak sedang berada dilokasi langsung. Keempat ada Portofolio Income merupakan kenaikan harga dari aset kita, contoh dari capital gain yang kita peroleh dari selisih harga jual saham dikurangi harga beli saham.
Â
Selanjutnya adalah Pengeluaran, ada 4 jenis pengeluaran, mari kita bahas satu-satu.
Pertama Pengeluaran Produktif merupakan segala pengeluaran yang membuat Aktif, Pasif, Portofolio Income kita naik secara konstan. Kedua adalah Pengeluaran Konsumtif merupakan segala pengeluaran anda, termasuk biaya karyawan, iphone baru, beli komputer, beli mobil yang tidak meningkatkan penghasilan kita, bahkan bisa mengurangi penghasilan kita.
Pengeluaran Konsumtif ada 3 macam. Pertama pengeluaran yang langsung hilang, langsung habis, contohnya; makan, minum, beli baju, liburan keluar negeri. Kedua pasif spending pengeluaran yang akan selalu berjalan (cicilan). Contohnya : biaya listrik, air, youtube premium, spotify premium, netflix, dan lain-lain. Ketiga yang paling bahaya adalah Invicible Spending, tanpa kita sadari pengeluaran yang datangnya dari penurunan nilai aset kita, contoh; inflasi, harga elektronik, mobil, hingga furniture yang kian tahun nilainya menurun.
Â
Pengeluaran terkesan produktif ternyata konsumtif, segala pengeluaran seperti karyawan, mesin, komputer, kendaraan hingga biaya marketing yang tidak menghasilkan lebih dari biaya yang dikeluarkan (tidak efektif untuk pertumbuhan bisnis).
Â
Pengeluaran terkesan konsumtif ternyata produktif. Pertama adalah belajar. Investasi terbaik yang bisa dilakukan adalah investasi pada dirimu sendiri. Semakin banyak kamu belajar, semakin banyak yang akan kamu hasilkan – Warren Buffet. Kedua adalah bergaul dengan orang yang lebih sukses untuk mendapatkan pengetahuan, networking, hingga permodalan. Ketiga adalah amal, kita memberikan beberapa rezeki harta kita dari apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita untuk kepentingan sosial.
Â
Setelah memahami pendapatan (income) dan pengeluaran (spending) lebih dalam selanjutnya anda bisa memulai untuk berinvestasi. Langkah awal dalam berinvestasi adalah kenali profil resiko masing – masing. Profil resiko disini dibagi menjadi 3. Pertama adalah investor tipe konservatif merupakan investor yang paling anti terhadap risiko pengurangan modal investasi. Investor tipe ini cenderung memilih instrumen investasi yang sederhana, punya imbal hasil yang stabil, risiko rendah. Tipe konservatif cenderung banyak ditemui pada investor pemula yang masih baru belajar investasi. Instrumen investasi yang cocok untuk tipe ini adalah reksadana pasar uang, investasi emas dan investasi pada deposito. Risiko investasi di ketiga instrumen tersebut juga relatif rendah. Hanya saja, keuntungan yang ditawarkan pun juga rendah.
Kedua adalah investor tipe moderat adalah investor yang sudah berani ambil resiko asalkan risiko tersebut tidak signifikan. Biasanya investor tipe ini sudah memiliki rencana tentang apa yang dia lakukan dengan aset investasi miliknya dan mau belajar investasi lebih lanjut. Jika Anda adalah salah satu investor tipe ini, maka instrumen yang cocok untuk Anda adalah reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran. Kalaupun ingin berinvestasi di luar reksadana, anda bisa memilih saham yang harga per lembarnya rendah atau obligasi yang dirilis oleh pemerintah seperti ORI atau Sukuk Ritel. Instrumen-instrumen di atas menawarkan tingkat imbal hasil dan risiko yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana pasar uang maupun deposito. Selain itu, modal yang perlu dikeluarkan untuk membeli instrumen investasi di atas juga relatif tidak besar.
Ketiga adalah investor tipe agresif, investor jenis ini sangat menyukai risiko dan tidak masalah jika modal utama investasi yang mereka keluarkan berkurang. Mereka umumnya adalah investor berpengalaman yang sudah terbiasa mengamati perubahan harga instrumen investasi dan memiliki pengetahuan yang cukup terhadap hal-hal terkait investasi. Adapun instrumen investasi yang cocok untuk investor tipe ini adalah reksadana saham, saham yang memiliki harga per lembar tinggi atau fluktuasi tinggi, cryptocurrency dan lain-lain. Baik saham, cryptocurrency atau bahkan forex adalah instrumen yang menawarkan tingkat imbal hasil yang tinggi tapi juga memiliki risiko yang tinggi. Sebab, harga instrumen ini bisa berubah drastis hanya dalam hitungan hari atau bahkan jam.
Manfaat pemula mengetahui profil risiko adalah hal yang sangat penting sebelum anda mulai berinvestasi. Sebab, profil risiko akan membantu anda menemukan instrumen investasi yang aman dan cocok dengan karakter anda. Apabila karakter anda adalah orang yang tidak suka belajar statistik atau matematika dan gampang panik, tentu tidak akan pas jika anda mulai berinvestasi dengan Bitcoin atau mata uang kripto lain. Sebab, untuk bisa beli Bitcoin, Anda perlu modal yang besar dan modal Anda bisa jadi hilang sekejap mata jika kondisi market tidak mendukung.
Selain itu, investasi di mata uang kripto maupun saham juga memerlukan analisis teknikal dan fundamental yang mana keduanya sama-sama menggunakan data statistik dan logika matematik. Disadari atau tidak, perubahan harga instrumen investasi yang seringkali tajam dan mendadak dapat secara langsung berpengaruh terhadap kondisi psikologis seseorang. Apalagi jika orang tersebut tidak mengetahui profil risiko dirinya sendiri dan mengorbankan banyak hal untuk berinvestasi.
Jika banyak tekanan dalam kehidupan, bisa jadi anda kebanyakan gaya, jika anda tidak banyak tekanan dalam kehidupan dan tidak banyak gaya, maka anda satu langkah lebih depan dari rekan anda – Rama Yurandika
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI