Mohon tunggu...
Rama Yanti
Rama Yanti Mohon Tunggu... Human Resources - Profesional dan penulis

Perduli terhadap kemanusiaan. Selalu ingin berbuat baik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi-Ma'ruf Bisa Kalah Kalau Seperti Ini

19 Agustus 2018   15:56 Diperbarui: 19 Agustus 2018   16:56 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuma perbedaannya, grup Jokowi Presidenku bisa menampilkan postingan yang memuji dan menghujat Jokowi dan yang memuji dan menghujat Prabowo-Sandiaga. Sementara di grup Saracen & MCA Bersatu hanya menampilkan postingan yang memuji Prabowo-Sandiaga dan menghujat Jokowi.

Dan gilanya lagi beberapa pendukung Jokowi, akunnya dibajak. Lalu oleh pembajaknya, akun itu berubah menjadi penghujat Jokowi. Dengan demikian, kesan yang dibangun adalah, hati pendukung Jokowi sudah direbut menjadi pendukung Prabowo-Sandiaga. Dengan harapan akan menjadi bola salju yang semakin lama semakin membesar.

Sementara di luar dunia maya, seperti yang terlihat sehari-hari, gerakan #2019GANTIPRESIDEN terus merangsek tanpa bisa diimbangi oleh gerakan #2019TETAPJOKOWI. Dua orang penggeraknya, Mardani Ali Sera dan Neno Warisman terus bergerak kesana kemari seperti angin membawa tagar itu, tidak peduli dihalangi atau tidak. 

Di pihak pendukung Jokowi tidak terlihat tampil tokoh militan seperti itu. Yang dimunculkan adalah figur yang akan mencounter serangan terhadap Jokowi-Ma'ruf sebagai pertahanan agar citra pemerintahan Jokowi tetap bagus. Padahal dalam situasi  seperti ini, pertahanan yang bagus adalah menyerang. Sekuat apapun tembok, bila dipukul setiap hari, pasti runtuh juga.

Bila begini caranya, Jokowi-Ma'ruf bisa kalah, minimal di medsos. Padahal dari sisi Jokowi-Ma'ruf sangat banyak yang bisa 'dijual', tinggal kepandaian dan kemauan memasarkannya. 

Ingat, psikologi massa adalah sekelompok orang bisa memancing orang lain untuk ikut berkumpul. Bukan tidak mungkin, kondisi di dunia maya muncul di dunia nyata. Karena sesungguhnya dunia maya dan dunia nyata adalah sebuah kenyataan.

Oleh Ramayanti Alfian Rusid S.PSi, MM.Kom

*Penulis adalah pengamat sosial politik, dan parapsikologi, tinggal di Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun