Mohon tunggu...
Rama TM
Rama TM Mohon Tunggu... -

Selalu melihat suatu hal dari 2 arah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indonesia; Negara yang Tidak Pernah Ditundukkan oleh Penjajah

30 Juli 2012   05:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:27 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia dijajah oleh beberapa negara selama ratusan tahun lamanya, tapi tidak pernah sekalipun kalah dalam perang.

Kenapa saya bilang "tidak pernah kalah dalam perang"?

berikut penjelasan saya:

1. Tjut Nyak Dhien.

Ditahan oleh Belanda, karena panglimanya Pang Laot Ali menawarkan untuk menyerahkan diri ke Belanda tanpa sepengetahuan Tjut Nyak Dhien.

Maksud dari Pang Laot Ali adalah, dia tidak tega melihat kondisi Tjut Nyak Dhien yang sudah tua, matanya rabun, encok, dan penyakit tua lainnya. Sampai pada akhirnya melaporkan persembunyian Tjut Nyak Dhien kepada Belanda.

Kalah karena apa? Berkhianat.

2. Pangeran Diponegoro

Saking kewalahannya Belanda menangkap Pangeran Diponegoro, Belanda mengadakan sayembara untuk penangkapan Pangeran Diponegoro dengan hadiah sebesar 50 Ribu Gulden.

Pada akhirnya, Pangeran Diponegoro pun tertangkap juga. Bukan di medan perang, tapi karena Belanda menggunakan cara licik. Diadakan perundingan antara Pangeran Diponegoro dan Belanda, tetapi perundingan tersebut adalah salah satu siasat licik Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro.

Kalah karena apa? Berkhianat dan Licik.

3. Tuanku Imam Bonjol

Belanda kewalahan melawan Pasukan Imam Bonjol/Kaum Padri. Saking gigihnya Imam Bonjol memimpin pasukannya, Belanda harus menambahkan  pasukan gabungan dari beberapa negara.

Imam Bonjol sampai akhir hayatnya memimpin perjuangan seorang diri. Karena ditekan oleh pihak musuh, akhirnya Imam Bonjol mengadakan perundingan dengan Belanda. Tetapi, kesempatan perundingan itu malah dilihat berbeda oleh pihak belanda. Perundingan ini dipakai sebagai tolak ukur kekuatan kaum padri yang ada di benteng Bonjol, dan Belanda dengan adat Liciknya menyimpang dari perundingan dan mengepung istana Bonjol sehingga terjadi pertempuran. Tuanku Imam Bonjol ditahan.

Sekali lagi, salah satu pahlawan kita kalah karena Pengkhianatan dan Kelicikan pihak Belanda.

Dari penjelasan saya diatas, bisa dilihat dan disimpulkan kenapa saya bilang "Indonesia Tidak Pernah Kalah dalam Perang".

Tetapi hancur dengan kelicikan dan trik  penjajah menghancurkan suatu pertahanan yang kokoh dan kuat.

Para pahlawan Indonesia berjuang dengan keyakinan, sehingga mereka dapat memukul semua negara yang mencoba menjajah negeri Indonesia.

Lihatlah dari segi keyakinan dan kepercayaan Pahlawan-pahlawan tersebut; Mereka berjuang, mereka mengerahkan pasukan yang mereka pimpin, mereka bergerak atas keyakinan mereka kepada Tuhannya.

Hampir di semua medan perang, perjuangan menggunakan bambu runcing. Pertempuran yang sangat tidak berimbang melawan senjata api dan tank. Tetapi, para pejuang diberi Pemimpin yang pintar oleh Tuhan sehingga dapat memukul mundur Penjajah tersebut. Bagaimana mereka bisa memukul mundur penjajah tersebut? Karena keyakinan mereka.

Bahkan Brigadir Jenderal Inggris dari Perang Dunia ke 2, Aubertin Mallaby, gugur di tanah Indonesia oleh seorang pejuang Indonesia (Pertempuran Surabaya). Beliau adalah Brigadir yang sangat disegani di Perang Dunia ke 2.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun