3. Tuanku Imam Bonjol
Belanda kewalahan melawan Pasukan Imam Bonjol/Kaum Padri. Saking gigihnya Imam Bonjol memimpin pasukannya, Belanda harus menambahkan  pasukan gabungan dari beberapa negara.
Imam Bonjol sampai akhir hayatnya memimpin perjuangan seorang diri. Karena ditekan oleh pihak musuh, akhirnya Imam Bonjol mengadakan perundingan dengan Belanda. Tetapi, kesempatan perundingan itu malah dilihat berbeda oleh pihak belanda. Perundingan ini dipakai sebagai tolak ukur kekuatan kaum padri yang ada di benteng Bonjol, dan Belanda dengan adat Liciknya menyimpang dari perundingan dan mengepung istana Bonjol sehingga terjadi pertempuran. Tuanku Imam Bonjol ditahan.
Sekali lagi, salah satu pahlawan kita kalah karena Pengkhianatan dan Kelicikan pihak Belanda.
Dari penjelasan saya diatas, bisa dilihat dan disimpulkan kenapa saya bilang "Indonesia Tidak Pernah Kalah dalam Perang".
Tetapi hancur dengan kelicikan dan trik  penjajah menghancurkan suatu pertahanan yang kokoh dan kuat.
Para pahlawan Indonesia berjuang dengan keyakinan, sehingga mereka dapat memukul semua negara yang mencoba menjajah negeri Indonesia.
Lihatlah dari segi keyakinan dan kepercayaan Pahlawan-pahlawan tersebut; Mereka berjuang, mereka mengerahkan pasukan yang mereka pimpin, mereka bergerak atas keyakinan mereka kepada Tuhannya.
Hampir di semua medan perang, perjuangan menggunakan bambu runcing. Pertempuran yang sangat tidak berimbang melawan senjata api dan tank. Tetapi, para pejuang diberi Pemimpin yang pintar oleh Tuhan sehingga dapat memukul mundur Penjajah tersebut. Bagaimana mereka bisa memukul mundur penjajah tersebut? Karena keyakinan mereka.
Bahkan Brigadir Jenderal Inggris dari Perang Dunia ke 2, Aubertin Mallaby, gugur di tanah Indonesia oleh seorang pejuang Indonesia (Pertempuran Surabaya). Beliau adalah Brigadir yang sangat disegani di Perang Dunia ke 2.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H